Sense of Art Rakha by Leah_Dizon
DISCLAIMER : FOTO diatas hanya sebuah kebohongan belaka, tidak ada niatan untuk memfitnah, ataupun menjelekan individu tertentu, Tidak ada keutungan material yang didapat dari penulisan cerita ini, dalam cerita ini terkandung hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual, penulis tidak bertanggung jawab, dengan segala pikiran kotor yang timbul karenanya,.. Sebelumnya terima USEN NAME ; LEAH_DIZON Chapter 1 – Beginning Chapter 2 – class black mirror Chapter 3 – most beautiful woman God ever created Chapter 4 – Bonus Chapter 5 – Beautiful Girl Chapter 6 – miss college Chapter 7 – Love and Photography (Final) CHAPTER 1 – Beginning Jreng… Alunan gitar begitu syahdu di dengar, yah ini gue “Rakha” kelahiran kota ****** (sensor). Cowok manis dan cakep kata mahasiswi – mahasiswi hehe.. Memiliki tinggi sekitar 175 cm, lumayan tinggi buat bagi postur tubuh orang indonesia, ideal, kulit sawo matang dan rambut panjang PENTING !! Sebelum gue lanjut cerita kasih tepuk tangan dong buat yang orbitin cerita gue.. User Name : Leah_Dizon Lanjut..!! Gue Mahasiswa di kampus Brawij***, salah satu universitas ternama di kota malan*. Gue anak yang suka sekali dengan yang berbau Art, dari itu gue memilih jurusan/fakultas Deskomvis (Desain Komunikasi Visual) gue juga termasuk fesionista atau penggila style. Ya dari sikap gue itu banyak di omongin para mahasiswa – mahasiswa yang lain. “norak lah, sok gaya, dll. “ya mungkin dia iri kale haha” “tapi gue cuek aja, yang penting gue tetep hargain mereka punya mulut hehe” coz ada tokoh mengatakan: “PENAMPILAN ITU BUKAN SEGALANYA, TAPI SEMUANYA BERAWAL DARI PENAMPILAN” mantep dah!! Jawab santai cowok berbintang Aries ini. “suara lo lumayan juga ya?” Tanya seseorang di belakang gue “eh lo din” Dina adalah mahasiswa semester 6, 1 tahun diatas gue, fak ekonomi, gue kenal dia 1 bulan yang lalu, pas gue lagi jalan ma sonny Sahabat gue di mall. Iseng iseng gue kenalan sama cewek itu yang ternyata dia dina. Cantik,kulitnya putih,sexi karena di dulunya pernah ikut cherleader kampus, tapi yang paling penting dia memiliki toket yang lumayan gede huhu. . “heh Rakha kenapa lo diem, abis nelen karet lo?”ejek Dina “sialan lo! Cari inspirasi aja hehe” “bisa aja lo, mainin dong gitarnya.” pinta dina lembut, dengan sedikit mengarahkan togenya kearah lengan gue.. Otomatis adik gue ngaceng huh.. Jrengg… I remember how the first time I laid my eyes on you It was on a day just like this You were wearing your black dress Can I call you tonight Can we talk for a while Im sick of living in black and white I’m getting ready for my sanctuary I’m feeling unsteady I’m getting ready for my sanctuary So hear me say Something better is coming up It caught my eyes Something brighter is coming up It hurt my eyes I remember how the first time I laid my eyes on you It was on a day just like this I was wearing my black dress The moment was golden when the days getting colder so hear me say I’m getting ready for my sanctuary I’m feeling unsteady I’m getting ready for my sanctuary So hear me say Something better is coming up It caught my eyes Something brighter is coming up It hurt my eyes I’ve been trying a thousand times To let you know To let you go But the phone is dead I can’t reach you Pee Wee Gaskins – on a day just like this “suara lo enak juga din” puji Rakha “bisa aja lo ka” tersenyum dengan lesum pipinya yang menambah manis raut wajahnya.. “eh din gue seneng banget” “seneng kenapa ka?” “toge lo tuh nempel ke lengan gue enak banget hahahaha “canda gue dengan sedikit memejamkan mata “Ianjrit lo!! Dasar Rakha mahasiswa yang di kenal cuek dan jaimnya Omes juga ya. .” “omes apa an tuh??” “OTAK MESUM!!”haha “sialan lo hahaha” sambil merangkul kepala dina.. “ka udahan ya, gue masih ada kelas ne”kata dini. “yudh kita barengan aja gue juga ada kelas photograpy ni” balas gue sambil berjalan.. Makro fotografi, juga dikenal sebagai Macrophotography, mengacu pada mengambil gambar dari hal-hal kecil dalam jarak dekat. Meskipun fotografi makro secara tradisional disebut mengambil gambar dengan sebuah sensor yang lebih besar dibandingkan dengan subjek, hal ini termasuk mengambil gambar di mana gambar tampak paling tidak sama besar seperti dalam kenyataan. “yak bagus Rakha jawaban yang tepat” kata Mr. Alex dosen photography. Tak lama jam photography pun selesai “okee buat minggu depan kita akan praktek hunting foto makro, jangan lupa membawa kamera.. Pesan Mr. Alex. Rakha pun beranjak dari kelas menuju kantin/pak jenggot itu kata sebutan gue.. Coz sonny udah nunggu di kantin.. “hay Rakha” kerumunan cewek menyapa Rakha. Rakha cuma melemparkan senyum tipis.. Dasar Rakha mahasiswa yang di kenal cuek dan jaimnya (“kata penulis Leah_Dizon” hahahaha kenapa gue ikut2.”) sampai di kantin “pak jenggot biasa kopi item + rokok sampoerna mild” “oyi oyi” jawab pak jenggot singkat.. “son, wes suwe tah dek kene??” “yo setengah jaman lah” “kowe wes mangan a? Tanya gue “durung lee aku yo ngenteni awakmu ben di bayari” “oo. .Jiamput!! Yo wes ndang pesen kono..” perut kenyang tenaga pun kembali normal. “preman bacok an ketemu hansip, mari mangan gak rokok an kurang sip” hahahaha canda sonny setelah 1 jam nongkrong di kantin bercanda sana sini.. “Hey Luna lo cantik deh kita pacaran yuk..” Entah berapa cewek yang nongkrong di kantin selalu aja sonny kerjain.. Gue cuma ketawa aja dengan tingkah sonny yang gak punya malu ini..Hahaha. . hahaha terdengar suara para kerumunan cewek di belakang, oh my Gosh!! Mata gue gak kedip melihat 1 Sosok wanita cantik di kerumunan itu. Wanita yang belum pernah gue liat.. Putih,cantik,rambut bergelombang,dan memakai kaca mata min.. Siapakah dia?? Panas hari ini buat gue lelah, gue ambil motor metik mio soul gue menuju kos..Huh! Gue rebahkan tubuh gue di kasur.. Memejamkan mata,terpintas di pikiran gue siapa wanita berkaca mata itu?? Tiba2 Ringtone hp gue bunyi dengan alunan lagu skrillex – equinox donwload lagunya gan!! Bebuyarkan pikiran gue. . “hallo iya din ada apa?” “lo di mana ka” “gue di kos din emang ada apa?” “okee kalau gitu gue kesana” “tapi din” belum gua bicara udah di tutup tut..tut..tut,sebenernya gue pengen istirahat huft.. 30 menit kemudian tok tok tok.. “ka, ni gue dina” “buka aja gak di kunci”jawab gue sambil tiduran. Klek. . “Lo gpp ka,? Kok muka lo kusut gitu.”tanya dina dengan nada perhatian “gak gue gpp, mungkin kecapean aja” “lo dah makan?Udah minum obat?”sambil mengelus kening gue, Dina sedikit menunduk tepampang togenya dari belahan krahnya yang agak lebar. Sekali togenya menyentuh dada gue, otomatis adik bagun dari tidurnya..Hehe Busyet.. lo harum amat, pake parfum apa nih? Bukan parfum, lotion gue kali Lotion apaan, bikin terangsang nih canda gue Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih? tanya dina sambil tersenyum kecil. Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong Agak terkejut juga gue mendengar pertanyaan itu. Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih.. pikir gue dalam hati. Emangnya lo nggak takut kalo gue terangsang sama lo? tanya gue iseng. Nggak, memangnya lo kalo terangsang sama gue juga berani ngapain? Gue cium lo ntar canda gue. Tanpa gue sangka dina mencium bibir gue Tanpa pikir panjang lagi gue segera mencium lembut bibirnya. dina memejamkan matanya ketika menerima ciuman gue. Kumainkan ujung lidah gue pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu. Sentuhan erotis yang gue dapat membuat gue semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidah gue. Sambil terus menjajah bibirnya, gue menuntun pelan Dina ke tubuh gue. Dengan mata masih terpejam. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuat gue semakin bernafsu dan segera saja lidah gue berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area togenya. Setelah meninggalkan bajunya, kedua tangan gue yang kususup kan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja gue lepas begitu gue temukan. Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah di depan gue. Kuremas pelan dua togenya yang besar dan kencang begitu kenyal.Puting susunya yang mungil tak luput dari serangan lidah gue. Setiap gue jilati puting mungil tersebut, Dina mendesah pelan dan itu membuat gue semakin terangsang saja. Entah bagaimana kabar penisku yang dari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya. Putingnya yang kecil dan berwarna pink memang sedikit menyusahkan buat gue sewaktu menyedot bergantian dari toge kiri ke toge kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuat gue tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sexi proporsional. tangan gue mulai turun ke pangkal pahanya. Dengan posisi masih menjilati pusarnya, tangan gue membuka celana, lalu kuturunkan ke bawah. Secara naluriah dia ikut membantu menurunkan pula, maka tinggal celana dalamnya yang berwarna putih bersih yang masih menghinggapi tubuhnya. Lalu gue cium meki nya yang masih ditutupi CD-nya, dia melenguh hebat, kemudian gue buka CD-nya. Gue beralih menjilati bibir mekinya. Dengan bantuan kedua jari gue, kusi bakkan bibir mekinya itu, tampak berwarna merah muda, tak berjembi. Lalu gue julurkan lidah gue ke bagian klit-nya, gue goyang-goyangkan lidah gue. Aaahhh..,kaa.., enak sekali Saayaang..! jeritnya sambil kedua tangannya menjambak rambut gue. Gue masih saja asyik memainkan mekinya, Kadang sekali kugigit bibir mekinya. Tidak berapa lama, tubuh Dina mengejang, kepala gue makin ditekan oleh tangannya ke dalam mekinya.Rakkhhaa.., aakkhhh.., nikmat sekali Sayang..! katanya sambil memejamkan matanya,tanda merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Gue masih saja asyik melumat habis mekinya yang merah merekah.Udahhh ka.., udah dulu Sayang..Gue masih perawan katanya sambil menarik kepala gue ke atas. “lo masih perawan Din?”tanpa mempedulikan ucapan gue. kemudian dia cium bibir gue dengan ganas sekali. Lalu tubuh gue dia balikkan, dia berada di atas gue sekarang. Dia condongkan badannya, kemudian dia mencium kembali bibir gue, lalu mencium leher gue. Dia tegakkan badannya, dan dia geser sedikit ke bawah. Sambil tersenyum dia lalu membuka boxer gue, kemudian dia buka celana dalam gue, maka mencuatlah adik gue yang dari tadi sudah tegak bagai tugu pahlawan. “uh besar sekali konti lo ka..” kata Dina manja, Dengan lembut dia mengusap batang konti gue, jempolnya mengusap helm konti gue. Aaakkhhh.., gue hanya bisa mendesah kenikmatan. Perlahan dia tundukkan kepalanya, lalu mulai menjilati kepala konti gue, kemudian dia masukkan batang konti ke mulutnya. Dia hisap dengan lembut. Gue hanya bisa merasakan kenikmatan yang diberikan oleh permainan mulut Dina. Aakkhhh Din.., terus Din..! Enak sekali..! Mungkin karena dari tadi gue sudah menahan nafsu gue, Din.., terus enak Din.., Aaakkhhh.., gue hanya mengerang kenikmatan. kemudian Dina lepaskan batang konti gue dari mulutnya. Dengan tersenyum menahan birahi, dia mendekati wajah gue. lalu mencium bibir gue. “Din apa lo ingin terusin?”tanya gue “iya Ka..Gue ikhlas lo ambil perawan gue, gue sayang lo Ka..”jawab Dina dengan wajah pasrah. “lo yakin din??” “yakin sayang” Dengan posisi masih di atas, tangannya kemudian memegang batang konti gue, lalu dibimbingnya ke lubang mekinya. “pelan pelan Ka sakit banget meki gue” erang Dina. “kalo lo gak kuat kita udahan aja Din, gud gpp kok” jawab gue. Terus ka terus, setengah batang konti gue dah masuk dalam meki Dina. Dengan sekali sentakan, batangku sudah masuk seluruhnya. Uuuhhh.., sshhhh..! Dewi melenguh kesakitan air matanya mengalir di pipinya, saat selaput dara robek akibat konti gue. darah perawan keluar dari meki Dini. Gue ambil tissu untuk membersihkan darah di meki Dini yang terus mengalir. sambil memejamkan matanya, rambutnya tergerai, kepalanya diangkat mendongkak ke belakang. Diangkatnya pantatnya perlahan, lalu diturunkannya perlahan. Aku membantunya dengan batang konti gue. Makin lama gerakan Dini semakin cepat, Gue juga semakin keras menekan batang konti gue, tangan gue menelusuri tubuhnya yang sudah penuh dengan keringat. Kadang kuremas kedua bukit togenya, sekali-kali aku pelintir kedua putingnya. Dina terus saja menggelinjangkan tubuhnya, kulihat Dina meram melek juga dalam malakukan gerakannya itu. Ooohhh.., Raakhhaa..! Enak sekali Ka.., ssshhh.., Dina mendesis seperti ular. Lo sexi sekali Din.., Gue suka tubuh lo..! kata gue sambil menarik kepalanya untuk mendekati wajah gue.Lalu kucium bibirnya. Akibat gerakan-gerakan yang dilakukan Dina, akhirnya aku tidak kuat juga.Aaahhh.., Din, gue hampir keluar Din..! kata gue.Ssshhh.., aahh.., “gue juga Ka.., bentar lagi.., aakhh.. terus Sayanng.., terusss..! ucap Dina sambil terbata bata menahan nafsu. Makin gue per cepat tempo gerakan gue, yang pada akhirnya gue sudah tidak kuat lagi. Gue rangkul tubuhnya erat-erat, tampaknya Dina juga sudah orgasme, yang akhirnya.Aaahhh.., aakkhhh.., kami keluar bersamaan disertai desahan yang panjang.Gue peluk tubuh Dina dengan erat, begitu juga dengan Dina sambil menikmati sensasi-sensai yang tidak bisa dibayangkan. Kemudian dengan posisi gue masih duduk di kasur dan Dina di atasnya, kami berciuman kembali. Lama sekali sambil mengatakan kata-kata indah.Terima kasih ka.., gue sayang lo..! kata Dina sambil mencium kening gue. yang kemudian kami berciuman kembali. Lalu gue rebahkan badan gue dengan batang konti gue masih menancap di liang mekinya, akhirnya kami berdua tertidur lelap sekali. Esok harinya baru kuantar Dina menuju rumahnya. ################################################################################## CHAPTER 2 – class black mirror Setelah mengantar Dina ke Rumahnya gue langsung menuju Kampus jam 06.30 ternyata masih sepi banget. Sampai para satpam bilang, Kha mau ganti shift lo? hehe Hal itu udah biasa gu alamin, karena jarak kost ke kampus lumayan jauh banget. Kantin pak jenggot jadi tempat ternyaman setelah kelas siang ini. Mata kuliah hari ini bener-bener malesin, full teori. Untung yang masuk banyak, jadi yang senasib juga banyak, hehe “Pak kopi hitam & Rokok sampoerna mild, menu fav gue” ternyata gue meleng dan bruuk duh! waduh, nyundul cewek nih, jatuh dia. Gue tolongin dia, gila lo, liat-liatt donk klo jalan Rakha!, kok kayak kenal, taunya si silvi. Dia beda kelas sama gue, cuma sering jalan bareng, apalagi klo udah urusan Desain interior, gambar sketsa dan komputer, pasti gue berduaan terus sama dia sampai sore bahkan cuma buat ngobrolin doank. Sori, sori Laper nih, sil milih yang mana kata gue. Ah, tumben amat lo milih-milih menu, lo kan biasa kopi item ma rokok aja” kata Silvi “gue kan juga mau makan sil” balas gue. Akhirnya kita milih menu barengan. Sekedar info, Silvi itu orangnya Bodynya, tingginya 170 cm, gak kurus-kurus amat, cuma pantat & airbag-nya itu loh, sekal & kenceng bikin gemes, gak kayak ce yang laen, ngondoy alias menggelayut, hiii . Muka dia menarik dan cukup manis dengan rambut hitam ikal sebahu.
Setelah makan siang, gue pamitan duluan dan langsung masuk ke kelas. Ternyata kelas kosong, soalnya pada demen masuk rada telat sih, terus gue nanya akademis, dosennya ga masuk, Kha, tolong sekalian kasih tau yang lain ya wah, asik Gue sms salah satu temen sekelas gw supaya nyebarin berita ini ke yang lain. Nah, sekarang mau kemana ya? Baru jam 13.00 siang, panas pula, untung udah makan. Ah, iseng aja ke kantin lagi, sekalian beli kopi item lagi. Ternyata si bodatok (bokong- dada-montok) dimeja sambil sibuk dengan laptopnya. alias Si Dini Gue samperin deh dia, Tok, lagi paen?. Tak, Tok, Tak, Tok Asem lo! Tugas gue banyak lagi ne, tolongin donk keluhnya. Gue tolongin dia sambil gue jelasin letak masalahnya, gue lumayan encer soal komputer sih, hehe bukan nyombong ya Waktu gue jelasin, kan dia disebelah gue duduknya sambil fokus ngeliatin layar laptopnya, timbul ide iseng gue untuk mundurin sedikit kepala gue sambil tetap ngejelasin. Wooow! Keliatan deh tuh toket sebelah kirinya lewat celah kerahnya. Eh!? Koq bisa langsung keliatan gitu, waduh, nih anak plasplong toh alias gak pake BeHa! Uhuuuy Bikin konak aja! Lagi asik-asiknya ngintip barang bagus, tiba-tiba Hoi! Dodol, jelasin ngalor ngidul! Ngapain sih pake mundur- mundur segala sayang? Rakha pengen seperti kemarin malem ya kata Dina dengan senyum manja. eh, oh, nggak kok biasa aja” balas gue. “ih dasar jaimnya gak ketulungan dah” kata dini dengan sewot. “hehe” singkat gue “Kha gue mau tanya ma lo” kata Dina dengan wajah menunduk. “Ya.. apa Din?” “Setelah kejadian malem itu lo anggap gue apa? Gue sayang ma lo Kha, gue rela perawan lo ambil coz lo beda ma cowok laen, ” tanya Dina serius sambil memeluk lengan gue. “serius Din gue juga gak tau sama perasaan gue, Apa gue cinta atau nafsu ma lo, gue lebih nyaman kalo lo jadi kakak gue, memang gue ambil perawan lo tapi itu lo yang pinta kan?, kalo aja malam itu lo gak terusin, gua fine kok.” balas gue menyakinkan Dina tanpa menyakiti perasaannya. “gue juga gak nyesel kok meskipun kita gak jadian, tapi lo harus janji kalo lo entar punya cewek jgn lupa kenalin ke gue ya n jangan pernah lupain gue” Dina sambil mengeluarkan air mata. “y pasti lah Din, dan lo juga gitu kalo entar punya cowok jangan lupa kenalin ke gue” balas gue “iya Rakha ganteng” jawab Dina dengan mengecup pipi gue. Gak kerasa ternyata hari udah sore, jam 17.00! Itu juga jam wekernya pak jenggot kantin yang udah kesel ga bisa beres-beres gara-gara nungguin kita pulang. Karena gak enak, kita pindah ke kelas terdekat (terjauh dari gerbang depan). Waktu ada satpam lewat, gue sempet nanya, kok belum ditutup, ternyata ada gladi resik buat acara wisuda anak senior besok, jadi dibuka terus sampe besok. Gue nanya sama Silvi, lo ga pulang? udah malem lho Gak ah, ntar aja, lagian kost gua campur, jadi ga ada jam malamnya, lo klo mau pulang, duluan aja jawabnya. Ng Gak juga deh, lagian gue udah males pulang jam segini, mending malem banget sekalian, lagian besok kan kampus libur, ada wisuda jawab gue enteng. Malam semakin larut, si otong ternyata minta ke wc. Si Silvi masih iseng didepan laptopnya. Dari wc kantin, keliatan para panitia yang lagi sibuk gladi resik di dekat ruang aula. Selesai dari wc, gw jalan santai balik ke kelas tadi. Karena kelas itu menghadap kedalam dengan dinding kaca agak gelap dibelakangnya, keliatan agak jelas apa yang ada dibaliknya. Gue intip si Silvi. Lho dia kenapa, kayak masukkin tangannya yang satu ke kaosnya dan satunya lagi kedalam celananya, dengan kepala agak menunduk. Agak susah nyari sudut pandang yang jelas, sementara kedua tangan nutupin kiri-kanan muka supaya bisa ngeliat jelas. Apa yang gue liat bener-bener ngebuat gue melotot. Silvi lagi nonton bokep sambil masturbasi, mantaaaaap Dia sepertinya nikmatin banget apa yang dia lakukan saat itu. Antara nikmat bermasturbasi, an tegang plus takut klo aja ada yang mergokin. Diam-diam gue masuk, samperin Silvi dari belakang. Pelan-pelan gue masukkin kedua tangan gue ngegantiin tangannya yang sedang meremas-remas toketnya. Awalnya dia kaget, dan langsung memeluk gue, melumat bibir gue setelah dia tau ini gue. Untung aja kelas itu ada di lantai atas dan lampu yang nyala cuma sinar layar laptop. Cukup lama kita berpagutan, dengan tangan gue yang aktif meremas payudaranya dan memainkan mekinyanya dari luar cdnya. Ternyata Silvi gak mau kalah, dia langsung jongkok dan membuka resleting celana gue, ngeluarin penis gue yang sempat membuatnya terdiam sebentar karena ukurannya yang cukup besar (18×5). Tanpa ngasih kesempatan gue untuk napas, dia langsung mengulum penis gue dengan ganasnya. Rasanya bener-bener gokil! Kayaknya dia mahir karena sering liat bokep. Terasa cukup menyiksa si otong, gue berdiriin lagi Silvi terus gue sambar bibirnya lagi sambil gue gendong dia ke meja panjang didepan kelas. Disana gue kerahkan semua kemampuan mulut gue dalam melumat meki seorang gadis. Silvi menggelinjang gak tentu, mendesah dan melenguh sambil berteriak-teriak kecil keenakan. Akh Akhhh Ouuuh Mmmh Terrusss, Khhaa Oh yyeeeahh Gue gak mau klo gue yang minta ML duluan jaim bro hehe , gue buat dia tersiksa rasa nikmat, sampai akhirnya dia yang meminta duluan. Khaa Udah Ayyyooo ddooonkk Mmmasssukkinhh rintihnya membuat si otong tambah ganas berdirinya. Apa, Vi? Gak kedengeran bener-bener gue siksa dulu dia. Ahhh Ooooh Ayaaaannkkhh Pleasssee rengeknya memohon. Gue buka lebar paha putih dan mulus luar biasa indahnya itu. Lalu, sambil bertumpu dengan dua tangan, gue arahkan konti gw yang udah luar biasa tegangnya itu ke lubang mekinya yang sudah basah. Dengan cara ini, rasanya lebih mantap, karena gak ada tangan yang ikut campur mengarahkan konti. Kutegangkan lebih kuat sambil menekan mekinya. Tapi susah masuk, pasti Silvi masih perawan, Gue diam sejenak. ” kok diam kha ayo masukin gue udah gak kuat, meki gue gatal banget” rengek Silvi “Gue gak mau Sil, apa lo gak nyesel.? “Udah gak usah banyak cincong buruan Khaa” ah, masabodo, dia yang maksa minta toh, Akhirnya gue berhasil masukkin kepala penis gue. Ssssakkiit Pelan-pelan donk, yannkkhh rintihnya kesakitan, karena ukuran penis gw yang memang besar untuk ukuran mekinya yang masih perawan itu. Gak apa-apa koq, Vi Cuma sebentar aja koq sakitnya, lagian gue bakalan pelan-pelan koq, tahan yah gue berusaha menenangkannya. Gue dorong lagi, pelan tapi pasti. Seret, rapet, anget, peret jadi satu plus nikmat luar biasa seperti disedot-sedot, semakin dalam semakin kuat dan nikmat. Akhirnya, gue ngerasa seperti ada lapisan yang ngehalangin mata bor perkasa gue, ini dia mahkotanya. Gue itung, 1 2 3 Hup! Gue dorong agak keras Zzzlepp . Ayyaaank, sssaaakkkiiiiittss . Kammmu, jahaattt Kataaanyahh peelannn rengeknya sambil menitikkan air mata. Gue cium bibirnya mesra, dia membalas dengan ciuman yang sangat nikmat. Saat itu baru setengah dari panjang penis gue yang baru masuk. Sambil terus kucium dan kuremas toket, dengan sisa tenaga awal, gue hujam dalam- dalam konti gue sampai pangkalnya kedalam meki Silvi. Pagutan bibirnya mengencang dan air matanya lebih deras mengalir, tapi tetap gak gue lepasin. Oh my Gosh! Bener-bener gak bisa diukirkan dengan kata- kata rasanya! Perlahan gue tarik, lalu kumasukkan lagi, Silvi masih meringis kesakitan. Terus- menerus dengan perlahan tapi pasti gue goyang pinggul gue. Semakin lama, akhirnya pinggulnya ikut nagih rasa yang sama seperti yang gue rasain dari mekinya. Genjotan gue makin lama makin agresif. Gue ganti posisi-posisi yang gue hapal dari kamus Kamasutra,
walaupun gak mungkin semuanya. Gue sering baca mengenai seks yang tahan lama, oleh karena itu Silvi yang gue rasa udah multi orgasme sebanyak lebih dari 5x sejak tadi, tapi gue masih belum sampai juga. Akhirnya gue merasa kasihan juga ngeliat Silvi udah kewalahan mengimbangi kemampuan gue. Gue lepas aturan napas, gue genjot mekinya Silvi secara gak beraturan, dan semua yang bisa ngebuat ejakulasi lebih cepat sampai. Terasa kayak ada yang ngedorong saluran dalam konti gw, gak bisa gw bedung lagi. Oh, Vii !, Oh yeaaah, Vii, inside me pleeaseeee!!! Lalu, gue tancap dalam-dalam penis gue di mekinya, gue lepasin semua sperma gue kedalam rahimnya, banyak sekali. Ghhaaaah!!! Ouuhh betapa nikmatnya. Oh Silvi senang akan kehebatan gue. Waktu udah nunjukkin jam 01.30 pagi, berarti tadi kita udah bergumul selama 5 jam! Mantaaap Setelah beres-beres dan bersihin bekas-bekas sperma, keringat, dan darah keperawanan Silvi. Gue papah dia menuju tempat kostnya. Gue tidurin Sil diranjangnya, dia nampak kecapean banget setelah gue bantai. Karena gue juga udah cukup cape, gue tidur di karpet kamar kostnya, dengan tangan gue megang tangannya. Sekitar jam 06.00 gue pulang, pamit lewat kertas yang gue selipin dibantalnya karena diamasih belum bangun saking capenya. Dari situlah setiap gue ke kampus, gue maupun Silvi pasti selalu ngajak untuk bertempur lagi, tapi di tempat yang berbeda. Kadang di wc dosen (ga ada khusus co/ ce-nya soalnya), kadang di kelas bawah, kadang di ruang lab, kadang di kostnya yang jadi tempat favorit kita. Untung Silvi rajin minum pil KB. Jadi bisa menghindari Silvi dari kemungkinan untuk hamil. yah dia Silvi teman TTM gue (Temen tapi Mesum) 1 minggu berlalu siap menuju UTS, tugas kuliah gue pun menumpuk, gue bener bener sibuk sampai jarang gue kumpul ma temen temen gue. melototi Macbook gue dengan banyak tugas Desain Interior,autocad,3D, dan memanipulasi foto menggunakan Photoshop. Tapi si Dina sering mampir ke kos gua,yah alesannya temenin gue biar ga suntuk hhehehe perhatian banget si Dina ini. ya sekali dia juga minta jatah pengen di entot..hehehe tapi gue gak ceritain entar bakal panjang cerita gue.. kasian penulisnya User Name : Leah_dizon jadi lanjut ke CHAPTER 3 – most beautiful woman God ever created CHAPTER 3 – most beautiful woman God ever created —————————————————————————————————- HARI INI, hujan begitu derasnya. Menetesi setiap sudut terbuka. Meski telah reda, tapi aroma tanah yang tersiram itu begitu menggoda. Harum, khas hujan. Sosok perempuan berkacamata itu, dengan sweeter Putihnya, memilih berjalan-jalan merasakan angin basah itu. Dengan amat detil dia berjalan melewati gedung. Tidak ada orang di sekitarnya, karena perempuan itu memang ingin sendiri. Berjalan perlahan melintasi jalanan taman. Tangannya menyibak tetesan air di dedaunan. Dia berhenti sejenak. Ah, betapa menyenangkan tetesan air ini. Sejuk dan menyegarkan, ucapnya dalam hati. Dia melangkahkan kakinya ke arah palungan air. Dan berjalan di bawah naungan pohon Cemara yang tumbuh di taman Kampus. Daunnya kuyub. Tapi indahnya tak tersesat. Perempuan berkacamata itu, adalah WOMAN GOD EVER CREATED. Gue selalu terpesona melihatnya di taman itu. Gambaran dirinya membuat aku enggan pergi jauh dari tempat gue. Rambutnya bergelombang, sebahu. Hitam dan menyenangkan dilihat. Senyumnya membuat gue ingin berada di sebelahnya. Kulitnya lembut dan putih, ditopang kakinya yang jenjang. Tubuhnya tidak terlalu gemuk, kombinasi utuh dari keindahan dan keseimbangan. Apa yang terjadi kemudian, perempuan berkacamata itu sendiri tak bisa menebaknya. Semua menggambarkan kemurungan dan mendemonstrasikan hasrat yang tidak pernah dia sendiri tahu. Taman itu memberinya ruang untuk berkomtemplasi. Memberinya udara untuk berefleksi. Bahkan ketika mendung pun, perempuan berkacamata itu memilih taman ini sebagai tempatnya berteduh. perempuan berkacamata itu memberikan wangi dan memancarkan kecantikan yang khusus. Secara kontemporer, cantiknya hangat. Dan sering aku membayangkan berada di sebelahnya. Gemintangnya seperti sketsa dari India. Pada langit yang telah berubah menjadi musim dingin. Kecantikanmu sederhana dan hangat. Kejujuranmu selalu melewati taraf menyakitkan. Mencintaimu tak sekadar esoteric, tapi eklectika. Dan biarkan cinta itu tetap bersenandung. —————————————————————————————————- “WoooooYYYYYY!!!!” suara menghentikan hayalanku pada sosok cewek berkaca mata itu. yang teryata Sony. “Ahhh kepet kowe son”bentak gue “hahahahah laopo ngelamun le?, koyok wong edan ae.? “iku lo penasaran bek wedok seng dek taman iku lo..” jawab gue.. “oalah le ‘indah’ toh..” kata SOny “What INDAH!! kowe kok ngerti arek iku jenenge Indah jok ngarang tah” “iyo iku indah koncone bojo ku Abel”jelas Sonny. “kok gak ngomong kaet biyen kowe son son..” kata gue. “aku yo ora ngerti lek kowe penasaran bek arek iku, kowe naksir ta le..?” “agh..agh.***k gak mek penasaran ae” jawab gue terbata bata. “siah ngomong ae lek naksir le..le.. ancene ayu arek e,akeh sing naksir arek iku sak dosen dosenne pisan. tapi yo ngono ditolak kabeh, jarene Abel ngomong ngono” jawab sony Tanpa banyak bicara gue langsung menuju taman meskipun masih gerimis. “le kate nang ndi??” tanya Sony “AKU ATE MARANI BIDADARIKU INDAHHH!!!” teriak gue sambil ketawa gerimis tak menghentikan langkag gue untuk berkenalan pada sosok gadis berkaca mata yang ternyanta dia INDAH. dengan tidak mempedulikan sepatu Macbeth gue basah, gue bergegas bertemu dengan indah. crachh crochh ….. melompat-lompat menghindari genangan air. sesampainya di taman gue gak tau harus berkata apa, rasa nervous, takut, senang bercampur aduk yang membuat gue tidak tenang. seketika dia menoleh pada Gue, mungkin dalam pikirannya dia sosok orang bego lagi bengong,dan Itu GUE. (Versi AKU,KAMU) “Ehh permisi boleh Aku berteduh disini” kata gue terbata bata. “Iyaaaa mas” kata indah. Oh My Gosh Suaranya lembut Banget dan kalem lagi sepintas gue liat kepala indah tertunduk,dengan mata yang indah,kulit putih,bibirnya indah, dengan baju sweter putih. ukuran toketnya tak tampak mungkin karena sweeter yang dikenakan itu ye heheh.. ” Oya aku Rakha” salam gua sambil menjulurkan tangan. “iya aku Indah”balas indah tangannya halus banget gannn!!! “suka ya berteduh di taman? tanya gue “iya soalnya pemandangannya bagus disini, seger lagi” jawab indah senyum. “Kamu anak bahasa ya temennya Abel kan?” “iya kok tau” tanyanya. “iya tau dari cowoknya Abel, si Sonny, habis penasaran banget siapa sih cewek cantik yang berteduh di taman hehehe” jawab gue sambil garuk kepala “emmm..gombal.kamu jurusan apa kha? tanya indah lembut. “Deskomvis dah” singakat gue. “emmm suka dengan yang berbau seni donk.” “suka baget” gue dengan nada lebay, spontan kita berdua tertawa haha “alesan lo masuk jurusan Desain apa Kha?” tanya Indah serius tanpa pikir panjang gue jawab. “alesan aku masuk jurusan ini, aku balik tanya sama kamu, kalo kamu bangun tidur yang pertama kamu lihat apa??” tanya gue balik “emmm apa ya pintu,jam,lemari banyak dah..emang kenapa tanya itu?” jawab Indah kebingungan. “Gini Dah,kumu gak nyadar kalo yang kamu liat semua itu adalah sebuah desain,jadi semua di dunia ini butuh desain, termasuk Kacamata kamu itu,di desain agar para pemakai enak memakainya.hehehehe..” jawab gue. ” Emm iya yah..bener katamu kha,semua butuh desain,” Lamanya ngobrol, bercanda, tertawa saling ejek yang buat suasana jadi nyaman.
sekali gue elus elus rambut di keningnya, sekali juga dia mencubit perut gue. “hujan gak reda reda nih” tanya dia (Rakha bernyanyi) “Kadang hari, mendung seakan tak mau pergi.. sinar slalu kan datang lagi hujanlah hujan hari ini, membuka ragu.. pacu langkahmu.. bersamaku… jangan kau merasa sendiri (kau tak sendiri) gapai tanganku mereka kan bebaskan kita percayalah semua… kadang hari mendung seakan tak mau pergi sinar slalukan datang lagi” (Jinggel Sampoerna mild) “ih rakhaaaaaaa bisa aja deh, itu kan lagunya iklan hahahahaha…..” “iya hahahaha” “kha,mana cewek kamu?, entar dia marah lagi kita berduan gini. “waduh” jawab gue dengan senyum bodo. “kenapa?? Rakha jomblo yaaa hahaha? “tawa Indah sambil menutup mulutnya. ” ih sorry aku ini gak jomblo, but I’m single.” jawab gue. “yaaaa kan sama aja Kha, gimana sih” “ya beda la Ndah…jomblo itu nasib,single itu prinsip,jadi gue single hahahahaha” “ih dasar!! anak ini hahaha” tawa Indah “dah entar malem kamu ada acara nggak” tanya gue “nggak, emang kenapa Kha” “kita jalan yuk?” pinta gue. “Emm gimana ya…??” “ayo dong plissss” pinta gue. “oke deh” jawab Indah dengan senyum Indahnya oh indah “WOMAN GOD EVER CREATED”. ######################################################################################## Bersambung.. CHAPTER 4 – Bonus SONY STORY Aku Sony, berumur 23 tahun. Ini cerita mengenai pengalamanku. Pertama-tama aku mau cerita soal diriku. Aku saat ini kuliah di salah satu perguruan tinggi Brawi**** di Malan*. Di Malan* aku tinggal dengan tanteku. Tanteku orangnya masih muda, umurnya hanya selisih 3 tahun denganku. Itulah mengenai diriku, dan selanjutnya silakan ikuti pengalamanku ini. Saat itu aku baru saja pulang kuliah, langsung saja kumasuk ke kamar. Ketika baru sampai di depan pintu kamar, samar-samar kudengar tante sedang bicara dengan temannya di telpon. Aku orangnya memang suka jahil, kucoba menguping dari balik pintu yang memang sedikit terbuka. Kudengar tante mau mengadakan pesta seks di rumah ini pada hari Sabtu. Aku gembira sekali mendengarnya. Untuk memastikan berita itu, langsung saja aku masuk ke kamar tante. Setelah selesai telpon, tante kaget melihatku sudah masuk ke kamarnya. “Lho Son, Kamu udah pulang rupanya. Kamu ada perlu ama Tante, ya..?” katanya. Aku langsung saja to the point, “Tante, Sony mau nanya.., boleh khan..?” kataku. “Boleh aja keponakanku sayang, Kamu mau nanya apa..?” sambungnya sambil menyubit pipiku. “Tapi sebelumnya Sony minta maaf Tante, soalnya Sony tadi nggak sengaja nguping pembicaraan Tante di telpon.” “Aduhh.. Kamu nakal ya Son, awas nanti Aku bilangin ama Mama Kamu lho. Tapi.. Oke dech nggak apa-apa. Terus apa yang mau Kamu tanyakan, ayo bilang..!” katanya agak jengkel. “Sony tadi dengar Tante ama teman Tante mau ngadain pesta seks disini, benar itu Tante..?” kataku pelan. “Idihh.. jorok ach Kamu. Masak Tante mau ngadain pesta seks disini, itu nggak benar Son.” “Tapi tadi Sony dengar sendiri Tante bicara ama teman Tante, please donk Tante, jangan bohongin Sony. Nanti Sony bilangin ama Om kalau Tante mau ngadain pesta disini.” kataku agak mengancam. “Apaa..! Aduhh.., Son, please jangan bilang ama Om Kamu. Iya dech Tante ngaku.” katanya agak memohon. “Nah, khan ketahuan Tante bohongin Sony.” kataku senang. “Terus Kamu mau apa kalau Tante ngadain pesta..?” katanya penasaran. “Gini Tante, anuu.., anuu.., Sony.., pengen.. anuu..” “Anu apa sih Son..? Ngomong donk terus terang..!” katanya tambah penasaran. “Boleh nggak, Sony ikutan pestanya Tante..?” Aduh tante melotot lagi sambil berkata, “Udah, ah, Kamu ini kayak orang kurang kerjaan aja.” Terus kurayu lagi, “Yaa.. Tante.. ya.. please..!” “Tapi ini khan untuk orang dewasa lagi, Kamu ngaco dech. Lagian khan Kamu masih kecil.” katanya agak kesal. “Tapi Tante, Sony khan udah gede, masak nggak boleh ikut. Kalau nggak percaya, Tante boleh lihat punya Sony..!” Lalu kulepaskan celana dan CD-ku. Lalu terlihatlah batang kemaluanku yang lumayan besar, kira-kira panjangnya 17 cm dengan diameter 10 cm. Tante kaget sekali melihat ulahku lalu, “Wowww.., Sony sayang.., punya Kamu besar dan panjang sekali. Punya Kamu lebih besar dari Om Kamu. Hhhmm.., boleh nggak Tante pegang kepala yang besar itu Sayang..?” katanya dengan genit. “Tante boleh ngobok-ngobok kontolku, tapi Tante harus ngijinin Sony ikut pesta nanti..!” kataku agak mengancam. “Ya dech, Sony nanti boleh ikut. Tapi Tante mau nanya ama kamu, Sony udah pernah ngeseks belom..?” tanyanya. Lalu kukatakan saja kalau aku belum pernah melakukan seks dengan cewek, tapi kalau raba sana, raba sini, cium sana, cium sini sih aku pernah melakukannya. “Mau nggak Tante ajarin..?” katanya dengan genit. Aku hanya terdiam. Lalu tiba-tiba tante meletakkan tangannya di pahaku. Aku begitu terkejut. “Kenapa Kamu terkejut..? Tante hanya memegang paha Kamu aja kok..!” Kemudian tante mengambil tanganku, lalu dia mulai menciumi tanganku. Aku merasakan barangku mulai bangun. Tanteku mulai menciumi leherku, kemudian bibirku dilumat juga. Dia masukkan lidahnya ke dalam mulutku, tanpa kusadari aku mengulum lidahnya. Nafasnya mulai tidak beraturan kudengar. Sementara kami asyik berciuman, tangannya mulai meraba-raba batang kemaluanku. Dia meremas-remas pelan. Aku pun jadi mulai berani. Kumasuki tanganku ke dalam bajunya untuk meraba payudaranya. Kumasukkan tanganku ke dalam bra-nya, terus kuremas-remas. “Aaahh..” dia mulai mendesah. Tidak lama aku disuruh duduk di tepi ranjang, sementara tante melepaskan bajunya step-by-step. Mataku tidak berkedip sedetik pun. Aku tidak mau melepaskan pemandangan yang indah itu dari mataku. Kelihatan bra-nya yang berwarna hitam transparan, sehingga payudaranya yang putih dengan putingnya yang merah kecoklatan samar terlihat. CD-nya ternyata berwarna hitam transparan berenda. Kulihat belahan vaginanya yang tidak ada bulunya itu. Lalu dia melepaskan bra-nya, payudaranya yang lumayan besar itu seperti loncat keluar dan mulai berayun-ayun, membuatku tambah tegang saja. Kemudian dia melepaskan CD-nya. Kelihatan vaginanya begitu menarik, agak kecoklatan warnanya. Lalu tante jalan menghampiriku yang duduk di tepi ranjang. “Tante buka baju Kamu yaa.., Son..?” katanya genit. Aku hanya mengangguk. Setelah aku telanjang total, tante langsung jongkok di depanku dan menyuruhku membuka kaki lebar-lebar. Batang kejantananku yang sudah tegang itu tepat di depan wajahnya. Lalu dia mulai menjilati kakiku mulai dari jempol kakiku dan yang lainnya. Dia naik ke betisku yang berbulu lebat, persis hutan di Kalimantan. Kemudian dia naik lagi ke pahaku, dielusnya dan dijilatinya, setelah itu dia berpindah ke lubang anusku yang juga dicium dan dijilatinya. Tidak hanya itu, ternyata dia memasukkan jari tengahnya ke lubang anusku. Ohh.., nikmatnya. Lalu dia mulai mengelus-elus batang kejantananku dan tangan satunya memijat-mijat my twins egg-ku. “Aaahh..!” aku mengerang kenikmatan. Kemudian dia memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, dia hisap penisku, terus diemut-emutnya senjata kejantananku. Dia gerakkan kepalanya naik-turun dengan batang kejantananku masih di dalam mulutnya. Terasa penis saya menyentuh tenggorokannya dan masih terus dia tekan. Masih dia tekan terus sampai bibirnya menyentuh badanku. Semua batang penisku ditelan oleh tanteku, lidahnya menjilat bagian bawah penisku dan bibirnya dibesar-kecilkan, sebuah rasa yang tidak pernah kubayangkan. Penisku kemudian dikeluar-masukkan, tapi tetap masuk seluruhnya ke tenggorokannya. Setelah beberapa lama dihisap dan dikeluar-masukkan, terasa batang penisku sudah mau mengeluarkan cairan. Sambil memeras biji kemaluanku dan tangan yang satu lagi dimasukkannya ke dalam lubang pantatku, kubilang sama tante, “Tante.., Aku mau keluar, ohh..!” Dia keluarkan penisku dan bilang, “Go on come in My mouth. I want to taste and drink your cum, Sony. Hhhmm..” Penisku dimasukkan lagi, dan sekarang dia memasukkan dengan lebih dalam dan dihisap lebih keras lagi. Setelah beberapa kali keluar masuk, kukeluarkan spermaku di dalam mulut tante, dan langsung ke dalam tenggorokannya. Terasa tengorokannya mengecil dan jari di lubang pantatku lebih ditekan ke dalam lagi sampai semuanya masuk. Aku benar-benar merasakan nikmat yang sulit dikatakan. Perlahan-lahan dia mengeluarkan batang penisku sambil berkata, “Punya Kamu enak Son.., Tante suka,” katanya, “Sekarang giliran Kamu yaahh..!” pintanya. Kemudian dia berbaring di tempat tidur dan kakinya dikangkanginya lebar-lebar. Tante menyuruhku menjilat vaginanya yang kelihatan sudah basah. Baru pertama kali itu kulihat vagina secara langsung. Dengan agak ragu-ragu, kupegang bibir vaginanya. “Jangan malu-malu..!” katanya. Kugosok-gosok tanganku di bibir kemaluannya itu. Mmmhh.., dia mulai mengerang. Lama-lama klitorisnya mulai mengeras dan menebal. “Kamu jilat dong..!” pintanya. Kemudian aku menunduk dan mulai menjilati liang senggamanya yang sudah merah itu. “Mmmhh.., enak juga..” kupikir. Aku semakin bersemangat menjilati vagina tanteku sendiri. Sedang asyik-asyiknya aku menjilati liang senggama, tiba-tiba badan tanteku mengejang. Desahannya semakin keras, “Aaahh.., aahh..!” Lalu muncratlah air maninya dari lubang senggamanya banyak sekali. Langsung saja kutelan habis cairan itu. Mmmhh.., enak juga rasanya. Kemudian dia bilang, “Ohh.., God.. bener-bener hebat Kamu Son.. lemes Tante.. nggak kuat lagi dech untuk berdiri.., ohh..!” Lalu dengan perlahan kutarik kedua kakinya ke tepi ranjang, kubuka pahanya lebar-lebar dan kujatuhkan kakinya ke lantai. Vaginanya sekarang sudah terbuka agak lebar. Nampaknya dia masih terbayang-bayang atas peristiwa tadi dan belum sadar atas apa yang kulakukan sekarang padanya. Begitu tante sadar, batang kejantananku sudah menempel di bibir kemaluannya. “Tante, Sony udah nggak tahan nich..!” kataku memohon. Dia mengangguk lemas, lalu, “Ohh..!” dia hanya bisa menjerit tertahan. Lalu selanjutnya aku tak tahu bagaimana cara memasukkan penisku ke dalam liang senggamanya. Lubangnya agak kecil dan rapat. Tiba-tiba kurasakan tangan tante memegang batang kejantananku dan membimbing senjataku ke liang kenikmatannya. “Tekan disini Son..! Pelan-pelan yaa.., punya Kamu gede buanget sih..!” katanya sambil tersenyum. Lalu dengan perlahan dia membantuku memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya. Belum sampai setengah bagian yang masuk, dia sudah menjerit kesakitan. “Aaa.., sakit.. oohh.., pelan-pelan Son, aduhh..!” tangan kirinya masih menggenggam batang kemaluanku, menahan laju masuknya agar tidak terlalu keras. Sementara tangan kanannya meremas-remas rambutku. Aku merasakan batang kejantananku diurut-urut di dalam liang kenikmatannya. Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tapi tangan tante membuat penisku susah untuk memasukkan lebih dalam lagi. Aku menarik tangannya dari penisku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya. Kemudian kudorong batang kejantananku masuk sedikit lagi. “Aduhh.., sakitt.., ohh.. sshh.. aacchh..” kembali tante mengerang dan meronta. Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak sabar lagi kupegang erat-erat pinggulnya supaya dia berhenti meronta, lalu kudorong sekuatnya batang kemaluanku ke dalam lagi. Kembali tante menjerit dan meronta dengan buasnya. Aku berhenti sejenak, menunggu dia tenang dulu lalu, “Lho kok berhenti, ayo goyang lagi donk Son..,” dia sudah bisa tersenyum sekarang. Lalu aku menggoyang batang kejantananku keluar masuk di dalam liang kenikmatannya. Tante terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku. Lama juga kami bertahan di posisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis, sambil memejamkan mata. Tiba-tiba kurasakan bibir kemaluannya menjepit batang kejantananku dengan sangat kuat, tubuh tante mulai menggelinjang, nafasnya mulai tak karuan dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri. “Ohh.., ohh.., Tante udah mo keluar nich.., sshh.. aahh..” goyangan pinggulnya sekarang sudah tidak beraturan, “Kamu masih lama nggak, Son..? Kita keluarin bareng-bareng aja yuk.. aahh..!” Tidak menjawab, aku semakin mempercepat goyanganku. “Aaahh.., Tante keluar Son..! Ohh ennaakk..!” dia mengelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku. Aku semakin bersemangat menggenjot. Aku juga merasa bahwa aku juga akan keluar tidak lama lagi. Dan akhirnya, “Ahh.., sshh.. ohh..!” kusemprotkan cairanku ke dalam liang kewanitaannya. Lalu kucabut batang kejantananku dan terduduk di lantai. “Kamu hebat..! Sudah lama Tante nggak pernah klimaks.., oohh..!” katanya girang. “Ohh.., Sony cape.., Tante!” kataku sambil tersenyum kelelahan. Kami tidak lama kemudian tertidur dalam posisi kaki tante melingkar di pinggangku sambil memeluk dan berciuman. Aku sudah tidak ingat jam berapa kami tertidur. Yang kutahu, ada yang membersihkan penisku dengan lap basah tapi hangat. Ternyata tante yang membersihkan batang kejantananku dan dia sudah terlihat bersih lagi. Setelah selesai membersihkan penisku, dia langsung menjilatinya lagi. Dengan tetap semangat, batang kejantananku dihisap dan dimasukkan ke dalam mulutnya. Yang ini terasa lebih dalam dan lebih enak, mungkin posisi mulut lebih cocok dibandingkan waktu aku berdiri. Dengan cepat batang keperkasaanku menjadi keras lagi dan dia bilang, “Son, sekarang Kamu kerjain Tante dari belakang ya..!” Dia kemudian membelakangiku, pantat serta vaginanya terlihat merekah dan basah, tapi bekas-bekas spermaku sudah tidak ada. Sebelum kumasukkan batang kejantananku, kujilat dulu bibir vaginanya dan lubang pantatnya. Tercium bau sabun di kedua lubangnya dan sangat bersih. Cairan dari liang senggamanya mulai membasahi bibir kemaluannya, ditambah dengan ludahku. Di ujung kemaluanku terlihat cairan menetes dari lubang kepala kejantananku. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya dan menekan ke dalam dengan pelan-pelan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari batang kejantananku dan vaginanya, dan cukup lama aku memompanya dengan posisi ini. Tante kemudian berdiri dan bersandar ke dinding di atas tempat tidur sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat ke atas. Dari bawah, kemaluannya terlihat sangat merah dan basah. “Ayo masukin lagi sekarang, Son..!” pintanya tak sabar. Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan batang kejantananku ke liang senggamanya. Dengan posisi ini, kumasuk-keluarkan batang kejantananku. Setiap kali aku mendorong batang penisku ke liang senggamanya, badan tante membentur dinding. Sambil memelukku dan sambil berciuman, dia bilang, “Son, Tante mo keluar nich..!” Kemudian kurasakan lubang senggamanya diperkecil dan memijat batang keperkasaanku dan bersamaan kami keluar dan orgasme. Aku masih bisa juga keluar, walaupun tadi sudah keluar dua kali. Dan yang kali ini sama enaknya. Kami terus rebahan di kasur sambil berpelukan. Kepala tante di dadaku dan tangannya memainkan penisku yang masih basah oleh sperma dan cairan vaginanya. Dengan nakal tante menaruh jari-jarinya ke wajahku dan mengusap ke seluruh wajahku. Bau sperma dan vaginanya menempel di wajahku. Dia tertawa waktu aku pura-pura mau muntah. Untuk membalasnya, kuraba-raba vaginanya yang masih banyak sisa spermaku dan seluruh telapak tanganku basah oleh sperma dan cairan dia. Pelan-pelan kutaruh di wajahnya, dan wajahnya kuolesi dengan cairan itu. Dia tidak mengeluh tapi justru jari-jariku dijilat satu persatu. Setelah jari dan tanganku bersih, dia mulai menjilati wajahku, semua bekas sperma dan cairannya dibersihkan dengan lidahnya. Selesai dengan kerjaannya, dia bilang, “Son, sekarang giliran Kamu yaahh..!” Wow, tidak disangka aku harus menjilat spermaku sendiri. Karena tidak punya pilihan, aku mulai menjilati cairan di wajahnya, dimulai dari bibirnya sambil kukulum keras-keras. Nafas tante terasa naik lagi dan tangannya mulai memainkan batang kejantananku. Tidak disangka kalau aku bisa juga membersihkan wajahnya dan menjilat spermaku sendiri. Tanganku diarahkan ke liang senggamanya dan digosok-gosokkan ke klit-nya. Kami saling memegang kira-kira 30 menit. Terus kami berdua mandi untuk membersihkan badan kami. ##################################################################################################