( REAL ) rima, ani dan anak tirinya
sekian lama menjadi SR akhirnya newbi yang hina ini berani menuliskan cerita yang pernah newbi alami. aku algo, asal kota udang cirebon cerita ini berawal ketika reuni sekolah yang diadakan di kota tempatku sekolah dulu, aku yang sehari hari beraktifitas sebagai seorang designer percetakan dihubungi oleh salah satu teman sekolahku dulu, sebut saja dia sugi, sugi yang rupanya menjadi inisiator pembuat acara reuni menghubungiku untuk meminta membantu mempersiapkan acara reuni, berbagai persiapan dilakukan olehnya, termasuk mengumpulkan panitia inti untuk membagi tugas aku salah satu yang di berikan kepercayaan untuk mendesign acara, baik rundown, design tempat, hingga spanduk persiapan pelaksanaan reuni. grup panitia kecil pun dibuat untuk memaksimalkan komunikasi. aku, sugi, raju, dan ani. kami ber empat saling berkomunikasi intens mempersiapkan kebutuhan pelaksanaan reuni, tidak jarang kami bahas persiapan reuni sampai larut malam. ani merupakan seorang janda ber anak dua yang baru saja ditinggal wafat suaminya 1 tahun yang lalu, merasa terhibur tatkala kami bertiga menjadikan rumahnya tempat kami mempersiapkan acara, keheningan yang biasanya terjadi dihari harinya berangsur hilang seiring kegiatan yang kita lakukan, raut wajahnya yang murung juga berangsur kembali ceria dengan keberadaan kami bertiga, raju yang kerap kali membawa suaminya pun turut membantu mempersiapkan acara. intensitas kamipun semakin rapat kala hari menjelang reuni dimulai, tak jarang sampai dini hari kita bahas persiapan demi persiapan. tak hanya di rumah ani, terkadang kami ber empat + suami raju membahas persiapan dirumah sugi hingga disuatu malam saat kita membahas persiapan pemilihan tempat reuni dirumah sugi istri sugi datang untuk sekedar menyuguhkan minuman, dengan mata yang terpaku ke arahku awalnya aku merasa ada yang janggal dengan sorot mata istri sugi yang terus saja melihat ke arahku, sebut saja ira, ira merupakan istri sugi yang berprofesi sebagai seorang pengacara yang cukup dikenal di daerahku, beberapa kasus besar pernah ditangani dan dimenangkan oleh ira. awalnya aku merasa risih dengan pandangan ira yang terus saja melihat ke arahku seolah olah aku adalah orang yg bermusuhan dengan ira, ani yang duduk disebelahku pun ikut merasakan tatapan ira yang nampak tidak senang dengan kehadiranku saat ini, hususnya ketika aku duduk disebelah ani, aku tak ambil pusing dengan apa yg terjadi dengan istri sugi, sampai pada saat ira menyodorkan minuman tepat ke arahku, sambil berguman lirih ira bilang pada ku setengah berbisik dan satir “kalau mau pacaran, jangan dirumah orang” aku setengah kaget mendengar ucapan ira saat itu, hingga aku sadari posisi siku ani yang duduk di sebelahku ternyata tepat berada di atas kemaluanku dengan tangan yang ada di atas pahaku. aku yang awalnya biasa saja menjadi sedikit salah tingkah dengan ucapan ira yang terasa satir padaku, maklum ira merupakan wanita karier yang juga sangat menjaga penampilanya dan prilakunya. kerudung yang panjang kerapkali selalu terlihat manakala kami ber empat berkunjung ke rumah sugi. aku yang memang akrab dengan ani sama sekali tidak pernah berfikir apa yang kami lakukan dianggap hal tidak senonoh oleh ira, aku berhadapan mata dengan ani mendengar apa yang diucapkan ira, hingga ani pun pada akhirnya memperbaiki posisi duduknya sehingga ada jarak diantara aku dan ani. ira pun kembali masuk setelah menyuguh kan jamuanya. tak terasa jam pun menunjukan pukul 23.30 ira kembali keluar sembari dengan kata kata satir yang diucapkan pada kita “ternyata belum pada pulang, apa ga dicariin sama istrinya?” aku kontan saja merasa ucapan ira tertuju padaku, karena jelas sugi adalah tuan rumah, sementara raju, membawa suaminya , dan ani pun memang seorang janda. sugi yang melihat tanda tanda istrinya keberatan dengan keberadaan kita mengakhiri obrolan ” kayanya kita bahas lain kali deh, udah malem juga” kita berempat pun kemudian pamit dari rumah sugi, raju dan suami pamit dengan motor nya, sementara aku harus mengantar ani yang memang jarak rumahnya tak jauh dengan ku. dalam perjalan pulang kerumah dengan mobil, kami membahas apa yang ira lakukan, dengan sekenanya aku bilang ke ani, “gara gara siku lu tuuuh nempel ke punya gw, dikira kita lagi selingkuh” , “baru siku yang nempel, belum tangan yang nempel”, kelakar ani… “emang berani??” timpalku , “timbang pegang doang, masa ga berani” sambil tangan ani memegang kontolku yang memang masih tidur pulas….kontan aku kaget dengan apa yang ani lakukan, “hahahahaha titit kecil gini aja ga berani, cacing ini mah bukan titit” ucap ani sambil dengan cueknya melepas genggaman tanganya dari kontolku. “masih jadi cacing ini…belum jadi naga, abis di pegangnya dari luar, bukan dari dalem” elak ku tidak terima dengan ucapan ani…”sini aku pegang, mau tau se besar apa naga nya” sambil tangan ani masuk ke dalam celanaku dengan cepat….aku yang tidak menyangka dengan apa yang ani lakukan tentu saja kaget, dan hampir kehilangan konsentrasi menyetir, genggaman keras tanpa keraguan mendarat di batang kontolku dengan erat, cacing pun bergeliat mulai bermutasi menjadi ulat yang hingga akhirnya mengeras seperti batang jamur….seiring remasan tangan ani diatas kontolku sembari sesekali mengocoknya perlahan hingga kontolkupun mengeras bagai batang kayu…….. bersambung tiap page
part 2
pijatan lembut dibatang kejantananku dengan ritme perlahan mulai berubah menjadi gerakan sporadis, yang semula tanganya bergerak perlahan di atas batang kejantananku, berubah menjadi lebih cepat diiringi hembusan nafas yang mulai tidak teratur, sempat kuperhatikan sepintas disela pandanganku yang coba tetap tuk berkonsentrasi menyetir di tengah malam jalan kota cirebon, ada paras binal di wajah ani seolah olah sangat merindukan sentuhan kenikmatan diwajahnya, disela turun naiknya nafas yang mulai semakin tidak teratur nampak jelas gundukan empuk didada yang ikut mengayun sesuai irama nafas, di sela sela kancing kemeja terlihat gundukan daging empuk berukuran cukup besar berwarna putih nampak jelas menunggu untuk disentuh. aku mencoba memberanikan diri memindahkan tangan kiriku dari tuas persneling menyentuh dadanya yang terlihat mengeras dibalut kemeja, tampak begitu berasa ketika tangan ku mulai membelai inci demi inci dada yang berukuran 38 b sambil sesekali meremas lembut gundukan daging ranum itu, tonjolan kecil mulai nampak samar dan semakin jelas tatkala belaian lembut tanganku mulai intens mengitari bagian tengah payudaranya, erangan kecil diiringi nafas yang mulai memburu menjadi suara merdu dalam perjalanan pulang kami, ku belai puting yang semakin terlihat jelas menonjol searah jarum jam diarea aerolanya yang aku yakini sangat besar dan berwarna coklat kehitaman, “dari dalem aja al, mainin putingnya” lirih ani , tanpa menyia nyiakan kesempatan langsung saja ku buka satu kancing kemeja agar tanganku dapat dengan leluasa masuk kedalam payudaranya yang mulai mengeras, kuturunkan bra kain yang menutupi gundukan payudaranya secara perlahan dan mulai mencari puting disela sela bra kain yang kuturunkan tadi, “sambil diremes ya al” ani menambahkan aku yang mulai hilang konsentrasi mengemudiku berusaha menjaga lajunya kendaraan dengan satu tangan di steer dan tangan lainya yang berusaha menyelinap di sela sela baju menemukan puting yang mulai membesar di tengah gundukan daging putih yang semakin mengeras, saat jariku mulai menemukan benjolan kecil itu tanpa sadar jariku mulai mencubit lembut putingnya, sambil memilinnya perlahan, sambil sesekali ku lihat wajah ani yang mulai menikmati sentuhan kecil diatas payudaranya yang kini sudah semakin mengeras. tanganya yang sedari awal menggenggam batang kejantananku semakin keras menggenggam dan mulai mengocoknya lebih cepak dan semakin cepat, remasan demi remasan bukan hanya aku rasakan pada batang kejantananku, tak ayal dua bola yang menggantung dibawahnya tak luput diremas lembut oleh tangan ani, nafasnya yang semakin memburu menunjukan kalau ani sudah sangat terangsang , tanganya mulai membuka kancing celana ku yang memang masih menutupi batang kejantananku yang sudah tegak berdiri. tampak jelas batang kejantananku berdiri menjulang tanpa penghalang sehelai kain pun kini, dengan leluasa batang kejantananku diremas bagaikan anak kecil yang sedang asik memainkan mainannya, kocokan lembut ani berubah semakin cepat, beberapa kali lampu sorot mobil dihadapan kami menyinari gerak kami seolah mereka tahu apa yang kami lakukan didalam mobil, dengan tangan yang masih menggenggam batang kejantananku, mulut ani mulai mendekat kearah batang ku yang sedari tadi membatu continued…..
part 3
baru saja mulut ani yang menganga mendekat kearah ujung penis ku yang sedari tadi sudah membesar bak prajurit yang memakai helm di medan perang tiba tiba suara klakson mobil dihadapan berbunyi kencang, karena lajur mobilku semakin mengarah kelawan arah, kontan aku tersadar dan langsung mengembalikan laju lajur mobilku, tanpa sengaja ujung penis yang ada dihadapan mulut ani terbentur keras oleh gigi ani yang juga terhempas akibat lajur mobil yang mendadak aku belokan, ngilu terasa diseluruh tubuh, bahkan saking ngilu nya membuat hasrat yang bergejolak kembali meredup seketika, tiba tiba terdengar gelak tawa keras keluar dari mulut ani…”wkwkwkwk untung ga ke gigit, bisa potong tuh cacing ke gigit gw” dengan tangan masih menggenggam batang kejantananku yang mulai kembali berubah menjadi cacing. arah rumah ani semakin dekat, hanya beberapa puluh meter saja di depan, sambil membenahi celana yang sudah terbuka dan kancing kemeja yang sempat kubuka ku lambatkan laju mobilku hingga tepat berhenti di depan rumah ani. “mau turun ga? atau mau dibiarin nanggung gitu aja? hahahaha” ucap ani sambil membuka pintu depan mobilku. “hahahaha kayanya harus turun deh, kasian nih naga belim nyemburin api” balasku, sambil memarkirkan mobilku di depan pintu pagar rumahnya. kami pun turun dari mobil, sambil membuka gembok gerbang kupakai kesempatan ini untuk meremas dari belakang payudara ani yang menggantung ketika ani membuka kunci gerbang, reflek tangan ani menepis tangan ku, akan tetapi cengkraman yang kuat dipayudaranya tak juga lepas menempel walau ani tepis berkali kali. “sabar ah…nanti ada yang liat, ga enak kan kalo sampe dilihat tetangga” hardik ani dengan nada kesal campur terangsang. “lagian siapa yang liat jam segini, udah jam 1.30 ” juga ucapku, ” udah ga sabar ya cacingnya, sampe ga bisa nahan nunggu gerbang dibuka” ani menimpali, hingga akhirnya gerbang pun terbuka, ditariknya kemaluanku seolah olah sedang menarik tangan bergandengan seperti sepasang kekasih. “gw kangen di entot al” sambil mempercepat langkah membuka pintu rumah ani. kami pun berada di ruang tamu, ruang yang gelap nan hening menunjukan bahwa penghuninya sudah tidur terlelap, aku yang mulai terbawa suasana langsung melumat bibir ani dengan lahap, tak lupa tangan ku dengan sigap meremas kedua belah payudara ani secara kasar, lenguhan ani pun keluar dari multutnya..”pelan al, gw mo nikmatin, udah lama gw ga dapet sentuhan” tanpa menghiraukan ucapan ani aku terus saja menghujami bibir ani dengan ciuman yang bertubi tubi, tak sejengkalpun kulewatkan dari mulai menjilati lehernya, hingga telinga yang menjadi basah akibat ulah liar lidahku di belakang telinganya,sementara tanganku terus bergerilya sambil membuka satu persatu kancing kemeja ani, tak kalah sengit ciuman ani yang menunjukan kehausan kepuasan birahi yang selama ini terabaikan semakin menjadi, erangan dan teriakan kecil semakin menghiasi suasana dalam kegelapan ruang tamu dalam rumah ani, “aaaaah….anjiiiiing, gw pengen banget al…gw mau sepong cacing lu biar jadi naga” celoteh ani dengan nafas tak beraturan, tangan ani pun dengan sigap sudah berada didalam celana dengan menggenggam erat batang kelelakianku yang sudah mengeras seperti batang kayu, dengan cekatan tangan ani mulai membuka kancing danrisleting dengan cepat, hingga keluarlah sang naga yang berukuran 22cm bergelantungan dengan bebas hendak memangsa dan bersarang di lubang hangat sijanda. “biar gw wakilin bini lu ya al, bikin puas” sembari ani berjongkok di depan kemaluanku bersiap menerjang memasukan kedalam mulutnya “mah, ko mamah gitu sih” terdengar suara seorang gadis yang rupanya sedari tadi menunggu diruang tamu, lampu pun dinyalakan sehingga tampak jelas posisi ani yang tengah setengah telanjang berjongkok dihadapan kemaluanku yang jelas terlihat tergantung tepat di ujung bibir ibu nya, bak maling yang tertangkap basah, kami berdua pun mematung melihat remaja yang merupakan anak tiri ani melihat dengan jelas setiap gerak yang kami lakukan dari awal, rupanya sinta memang sengaja menunggu ani pulang di ruang tamu…….