Heartache?
Ini adalah tahun terakhir ku berkuliah di Negara ini, Negara yang terkenal akan Sepak Bola-nya, Negara, yang dipimpin oleh seorang Ratu, pastilah kalian tahu dimana Aku berkuliah bukan?
Ya, Aku berkuliah di University of Oxford, United Kingdom, yang telah mencetak beberapa orang hebat di Dunia ini, sebut saja Presiden ke 42 Amerika Serikat, William Jefferson Clinton, dan Theoretical Physicist, Stephen William Hawking.
Bulan depan Aku akan lulus dari Universitas ini, dan pulang ke Tanah Air tercinta, Aku sudah sangat rindu dengan Keluarga Ku Tercinta, teman-teman ku, dan yang pasti seseorang yang spesial di hati ku ini.
Oh Iya, Nama ku Julian Schwarz, Seorang Laki-laki berumur 21 tahun, berambut Hitam dengan sedikit kemerahan, berkulit putih, hidung mancung, dengan tinggi sekitar 187 cm, dan berat yang ideal, tidak terlalu kurus, atau pun terlalu berisi, karena hobby ku bermain sepak bola dan bela diri, jadi otot-otot di tubuhku pun terbentuk, istilahnya Lean Body, tapi dari semua itu, orang pasti akan bertanya kepadaku, “Kamu pakai Contact Lens ya?”, jika orang bertanya kepadaku tentang itu, aku selalu tersenyum saja, iya, Pupil mata ku berwarna Biru, iya Biru, seperti warna Air Laut.
Schwarz adalah nama Keluarga dari Ayah ku yang asli orang Jerman, sedangkan Ibu ku adalah orang Indonesia Asli bernama Hanna, dan aku mempunyai seorang Adik perempuan yang Cantik bernama Anna Schwarz, yang masih bersekolah kelas XI di Sekolah Menengah Atas.
Malam ini aku sedang melakukan Video Call dengan Pacar ku yang berada di Indonesia, Wanita yang telah berhubungan denganku selama kurang lebih 6 tahun ini, Wanita bernama Ananda Dhea, berusia sama denganku, wanita yang berhubungan denganku dari SMA awal kelas XI ini adalah salah satu Primadona di Sekolah ku dulu.
Ntah mengapa, sore ini dia terlihat sangat tidak bersemangat, aku melihat pancaran aneh dari matanya, seperti rasa menyesal atau bersalah.
FYI, perbedaan waktu Indonesia dengan Inggris itu sekitar 7 Jam, jadi jika di Indonesia pukul 10 Malam, maka di Inggris sekitar jam 3 Sore, tetapi bila Summer, perbedaan waktunya hanya 6 jam
“Kamu kenapa? lagi sakit ya?”
“Aku gak papa kok, cuma agak capek aja”
“Kamu gak bohong?”
“Enggak kok, eh iya, gimana kuliah kamu?”
“Kuliah aku gitu-gitu aja kok, kalo kamu gimana?”
“Aku juga sama, masih gitu-gitu aja….”
Cukup lama kami berbincang, akhirnya aku sudah kan saja, karena Dhea terlihat sudah mengantuk, maklum lah, di tempat ku masih sore, tetapi di Indonesia sudah cukup larut malam.
Aku sengaja tidak memberitahu bahwa aku akan pulang bulan depan, bahkan Keluarga ku sendiri pun tidak tahu bahwa aku akan segera lulus kuliah, aku ingin memberikan kejutan untuk mereka semua.
Tetapi aku masih memikirkan raut wajah Dhea tadi, selama kami berbincang, dia seperti tidak fokus, seperti ada yang dipikirkan olehnya, ah sudah lah pikir ku, mungkin dia memang sedang lelah.
Aku kemudian bergegas untuk mandi, karena kau mendapat undangan makan malam dari teman ayahku yang kebetulan tinggal tidak jauh flat tempat ku tinggal, mereka meminta ku untuk memasak makanan khas indonesia, mereka sangat suka makanan indonesia, karena aku pernah memasak-an mereka makanan khas indonesia.
Aku mempunyai keahlian memasak dari ibuku, karena beliau membuka sebuah restoran, jadi akupun belajar memasak, walaupun belum sehebat ibuku, tetapi aku cukup lumayan lah, hahaha…
Sebelumnya aku pergi ke Groceries Store untuk membeli bahan-bahan untuk keperluan untuk memasak, setelah selesai membeli barang pun aku lalu pergi kerumah teman ayah ku ini.
Teman ayahku ini bernama Mr. Robert Piers, orang asli Inggris, dia sudah menganggap aku sebagai anaknya sendiri, karena dia tidak mempunyai anak laki-laki, kedua anaknya perempuan, aku tidak tahu nama Istrinya, tetapi aku memanggilnya Mrs. Piers, Anak Mr. Piers yang pertama bernama Monica Piers, berumur 26 Tahun, dan anak kedua bernama Misty Piers, berumur 19 Tahun.
Sesampainya aku didepan rumah Mr. Piers, akupun langsung disambut anak dari Monica, iya Monica sudah mempunyai Anak, hasil dari pernikahan yang hanya kurang dari 1 tahun , karena Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan.
“Iaan!!!”
“Aaah, Halo Angel, bagaimana kabar mu hari ini sayang?”
“Aku baik Ian, bagaimana denganmu?”
“Aku baik baik saja juga sayang, hehehe, dimana Mama?”
“Dia berada didalam, ayo masuk Ian”
“Okay Angel”
Aku pun memasuki rumah keluarga Mr. Piers, dengan menenteng bahan masakan yang aku beli tadi, di ruang tamu aku melihat Monica sedang duduk di sofa sambil membaca majalah fashion, dia pun melihat aku datang dan langsung menyapa ku.
“Hello Ian, izinkan aku membantu mu untuk membawa belanjaan itu?”
“Aaah, aku tidak apa-apa, aku bisa sendiri kok…”
“Gak gak, Aku ambil yang ini, ayo!”
“Okay okay,ambil ini, ummm, dimana Ayah dan Ibumu Monica??”
“Mereka ada di halaman belakang, sedang meminum teh”
“Oh, okay, biarkan aku menaruh barang barang ini di dapur dahulu”
“Baiklah, ikuti aku!”
Monica Piers, seorang wanita Cantik dengan Rambut Merah alami yang dia punya, dan tinggi badan sekitar 175 cm , serta memiliki tubuh yang indah, pertama kali aku bertemu dengannya aku kira dia seorang Model.
Setelah aku menaruh barang belanjaan ku di dapur, aku pun menuju halaman belakang rumah ini untuk menemui Mr. & Mrs. Pierce, di halaman belakang rumah ini mempunyai lapangan yang cukup luas, dengan kolam renang berbentuk persegi panjang dengan panjang kolam kurang lebih sekitar 10 meter, dan sebuah kebun bunga kecil yang indah, dan beberapa pohon kecil yang membuat suasana yang menenangkan.
“Ah, anda disini ternyata, apakah anda menikmati waktu santai anda om?”
“Oh, Ian, aku kira kamu belum datang, sini, duduklah”
“Baiklah om, Hello Tante!”
“Hello Ian, Bagaimana hari mu ?”
“Sejauh ini baik-baik saja tan, kalau tante bagaimana?”
“Aku juga baik-baik saja Ian, terimakasih sudah bertanya”
“Ini Ian, minumlah teh ini, buat dirimu nyaman”
“Terimakasih Om, jadi, kalian ingin aku membuat makanan khas Indonesia kan?”
“Iya, tetapi jangan membuatnya terlalu pedas oke? Lidah kami berbeda dengan lidahmu, kamu bilang itu tidak pedas, tetapi setelah kami coba, astaga, Mulutku terasa seperti kebakaran”
“Hahaha, baiklah om, aku akan mengingatnya, jangan terlalu pedas, Jadi, sekarang aku akan mempersiapkan semuanya terlebih dahulu oke?”
“Okay, buatlah dapur itu mengebul Ian hahaha”
“Ike Om, akan aku lakukan, hahaha”
Setelah meminum secangkir teh yang mereka berikan tadi, aku pun bergegas pergi ke dapur untuk mempersiapkan masakan yang akan aku sajikan kepada keluarga Mr. Piers.
Setelah sekitar 1,5 jam aku berperang di dapur keluarga Mr. Piers, masakan ku pun telah matang semua, lalu aku menyajikan makanan tersebut di meja makan, aku susun rapi semua makan tersebut, setelah semua tertata rapi akupun memanggil Mr. & Mrs. Piers, Monica dan Angel, anak Monica yang masih berusia 2,5 tahun, damn, she’s cute, Misty sedang tidak ada dirumah, kata Mrs. Piers dia sedang ada kegiatan di universitas-nya.
Ditengah proses makan malam, Mr. Piers bertanya kepadaku tentang kuliah ku, akupun menjawab bahwa aku akan lulus bulan depan, dan aku meminta kepadanya, dapatkah dia beserta keluarganya datang ke graduation ku, dia pun bilang bahwa dia bisa menyempatkan dirinya untuk datang, Mrs. Piers pun juga begitu, Monica dan Angel pun akan datang kata mereka, lalu Mr. Piers bertanya keluarga ku akan datang atau tidak, aku jawab bahwa mereka tidak tahu bahwa aku lulus bulan depan, aku ingin memberikan mereka kejutan, Mr. Piers pun hanya tertawa ketika aku bilang seperti itu.
“Nah, Terimakasih atas makan malam mu Ian, aku kenyang sekali sekarang”
“Makanannya tidak terlalu pedas kan om?”
“Tidak, itu sudah pas untuk lidahku, sempurna, mungkin kamu bisa berbagi resepnya kepada istriku Ian, karena nanti kamu tidak akan bisa memasak untuk kami lagi saat kamu pulang ke Indonesia”
“Hahaha, aku senang kalau om suka, tentang resep, nanti aku akan berikan buku resepnya kepada tante kok om”
“Baiklah kalau begitu, Aku butuh bir sekarang”
“Kalau begitu, aku akan pulang ke flat ku sekarang, hari sudah malam”
“Setidaknya kamu minumlah sedikit bersamaku Ian, lalu kamu baru pulang”
“Gak deh om, terimakasih, tetapi aku sedang tidak mood untuk minum sekarang”
“Baiklah, Sampai ketemu lagi Ian”
“Okay om, selamat malam”
“Hati-hati dan selamat malam juga Ian”
Setelah aku berpamitan kepada Mr. Piers, lalu akupun pergi berpamitan kepada Mrs. Piers yang sedang menonton TV bersama Monica, Angel sudah tidur kata mereka, Monica mengantar ku sampai ke depan pagar rumah.
“Selamat tinggal, dan selamat malam Monica!”
“Terimakasih untuk malam ini Ian, sampai jumpa dan hati-hati, malam juga Ian”
Aku pun langsung pulang ke flat ku yang jaraknya hanya 2 km dari rumah Mr. Piers, malam yang indah, kata ku dalam hati, semoga esok hari lebih baik dari hari ini.
Tak berapa lama, aku pun sampai ke Flat ku, dan langsung membersihkan tubuh, berganti baju tidur, tubuh ku sudah lelah, dan saatnya aku pergi tidur, Indonesia, see you soon.