cERITA SEX ANAL PERTAMA DENGAN TEMAN KANTOR
Ku masukan penisku pelan-pelan ke lobang dubur Vina, awalnya cukup susah.. penisku yang sudah sangat keraspun beberapa kali bengkok karena belum berhasil masuk ke lobang anal Vina yang belum pernah di jamah sama sekali.
Perkenalkan, namaku aris … saat ini aku menjabat sebagai konsultan di sebuah perusahaan multinasional yang berpusat di tanggerang. Umurku 27 sedang tinggiku hanya 175 dan kulitku tidak terlalu putih dan juga tidak terlalu hitam. Beberapa teman kantorku mengatakan kalau aku masuk ke cowok lumayan belum masuk kategori idaman.
Cerita ini berawal dari saat aku di tugaskan untuk meninjau proyek sekaligus juga mengadakan pertemuan dengan Manajemen kantor cabang di Palembang.
awalnya aku akan berangkat dengan bu Dina, Manajerku di kantor pusat, namun karena beliau mendadak harus ke singapura menemani suaminya berobat maka aku ditugaskan bersama Vina teman sekantorku yang merupakan sekertaris kepercayaan bu Dina.
Vina adalah wanita dengan satu orang anak, seumuran denganku … namun karena dia cewek jadi sudah berkeluarga sedangkan aku merasa masih terlalu muda untuk berkeluarga.
Suami Vina bekerja di sebuah Mall yang buka dari pagi dan pulang jam 10 malam. Itu yang aku dengar dari vina, suaminya bekerja 7 hari seminggu dan 28 hari sebulan. Itu artinya mereka hanya punya dua hari libur.
Sebenarnya Vina termasuk tipikal wanita anggun, tidak terlalu tinggi, kulitnya putih rambutnya sebahu. Cerdas, cekatan, pakaianya sopan dan tidak suka bercanda apalagi genit-genitan terhadap pria.
Aku sebenarnya sering memperhatikanya, disamping karena dia putih, bagiku tubuh Vina cukup menggairahkan. Karena tidak kurus dan tidak gemuk. Payudaranya sepertinya lembut dan badanya pasti lembut dan empuk… aku sering menghayal menyetubuhinya sambil masturbasi di kamar kost.
Walau ada beberapa wanita yang menarik perhatianku, Vina termasuk salah satunya namun aku selalu menjaga sikap padanya sebagai bentuk penghormatanku. Dan dia juga sepertinya cukup segan padaku karena bu Dina sering memuji kinerjaku di hadapan Vina.
Karena ada resecedule, maka aku terpaksa terbang terlebih dahulu ke palembang dan Vina menyusul.
Tiket hotel pun sudah di tangan, maka sesampainya di palembang aku langsung beristirahat di hotel. Saat manajemen kantor cabang menghubungiku aku bilang besok saja jemput di hotel, karena maam ini aku mau istirahat.
Vina terbang jam 17.30, karena tiket pesawat atas nama bu Dina harus di Resecedule menjadi namanya dan terpaksa penerbangan di alaihkan ke jam berikutnya.
Sesampainya Vina di palembang, dia menghubungiku menanyakan alamat hotel. Aku tidak mengira kalau Vina ternyata belum di pesankan kamar hotel. Sehingga sesampainya di hotel Vina kebingungan karena mengira tiket hotel ada padaku.
Sambil menunggu kabar dari kantor pusat, Vina minnta istirahat di kamar yang kutempati. Maka diapun aku ajak ke kamarku. Vina sempat mandi dan ganti baju, bahkan kamipun pesan makanan untuk diantar kekamar karena malas turun.
Sampai jam 9 malam belum ada kepastian perihal tiket hotel Vina, sampai ahirnya aku putuskan mengajak Vina ke recepsionis untuk pesan satu kamar lagi biarlah aku yang membayarnya.
Namun tak disangka, semua kamar telah terboking karena malam itu ada resepsi pernikahan salah satu pejabat di hotel yang ku tempati.
Ahirnya kami memutuskan untuk membicarakanya di kamar, sampai dikamar ahirnya aku bilang pada Vina biarlah aku yang akan cari Hotel di tempat lain, dan kamar itu biarlah ditempati Vina. Tapi Vina sepertinya keberatan.
“Ris udah lah, biar aku tidur disini aja, kamu juga ga usah nyari hotel lagi, repot besok pagi kita ketemuanya, lagian aku sepi ga ada kawan apalagi ini kali pertama aku di palembang.”
Aku sebenernya kaget dan ga nyangka Vina seberani itu, karena selama ini aku mengenal vina sangat menjaga jarak dengan pria.
Aku sebenarnya masih nggantung, baju-baju yang tadinya aku gantungpun telah terlanjur aku pack di tas lagi.
Untuk meyakinkanku akan kesungguhan kata-katanya Vina kemudian membongkar isi koperku dan mengeluarkanyaa serta menggantung pakaianku di lemari bersama pakaianya, bahkan pakaian dalamkupun di masukan satu rak dengan pakaian dalamnya.
Ahirnya akupun mandi dan berganti baju, aku lihat vina sedang menonton TV. Aku sengaja duduk di sofa kamar yang kebetulan cukup panjang untuk rebahan.
Aku berniat tidur di sofa, dan biarlah Vina tidur di ranjang.
Tiba-tiba suara hp Vina berdering, aku dengar percakapan Vina dan suaminya yang berujung Vina marah dan menutup telvonya.
Setelah lama terdiam, aku mencoba menanyakan perihal pertengkaranya dg suaminya, lalu vina bercerita dari atas ranjang sedang aku di sofa.
Vina mengeluhkan kesibukan suaminya yang tak pernah ada waktu untuk keluarga, sedangkan saat dia pergi keluar kota seperti sekarang saminya tidak mendukungnya.
Lalu aku mencoba untuk memberi masukan dan saran yang menenangkan hatinya.
Saat jam menunjukan jam 10 malam dan aku berniat memejamkan mataku di sofa,Vina memanggilku. “ Ris tidur disini saja, kan lebar”
aku bingung “aku belum pernah tidur sekamar degan cewek apalagi satu ranjang”
Vina memaksaku untu tidur di ranjang, dia beralasan masih ingin cerita banayak.
Sambil berhadapan, kami melanjutkan pembahasan permasaahan Vina sampai berlanjut ke masalah kantor dan lainya… posisiku miring ke kiri sambil memeluk guling menghadap ke Vina yang miring
kekanan juga sambil memeluk guling menghadapku.
Aku senbenarnya beberapa kali memperhatikan tubuh Vina yang terbaring di sampingku hanya meggunakan daster bunga tipis namun longgar. Sebenarnya masih kategori sopan namun karena aku memang menyukai tubuh vina maka aku sering mencuri-curi kesempatan.
Sejenak kami tertidur, sampai pada saat jam 1 malam aku terjaa karena banyak suara sepatu di luar… sepertinya para tamu resepsi sudah usai sehingga mereka beristirahat di kamar. Saat kulirik Vina ternyata dia juga terbangun. Vina minta lampunya di matikan saja biar bisa tidur lagi, maka hanya lampu tidur yang temaram menambah indah pemandangan di depan mataku.
Vina tidur tidak menggunakan selimut, hanya sebatas lutut saja slimut di pakainya..
Satu jam kemudian, ku lihat Vina belum juga terlelap, akupun demikian… sampai ahirnya Vina menghadap kearahku.
“Ris aku ga bisa bobo…”
lalu vina memintaku untuk mengusap-usap rambutnya biar bisa lelap katanya, namun 30 menit kemudian masih tidak tidur juga, sampai ahirnya aku bercanda: “ sini kupeluk aja biar bisa bobo” sambil tertawa..
Ternyata candaanku di tanggapi serius oleh Vina, tubuhku dipeluknya dan kepalanya di sandarkan di dadaku. Aku kaget tapi tak juga keberatan.
“ris damai ya di peluk kamu”
Aku tak berani berbuat macam-macam, hanya nemeluk Vina dan membelai rambutnya.. sampai aku terlelap dan tiba-tiba terjaga saat kurasakan Vina sedang mengecup bibirku, lalu mengulumnya… aku balas lumatan bibir Vina sampai pada ahirnya ciuman kami semakin panas…
Tangan Vina langsung menjamah selakanganku dan tanganku di tuntunya ke payudaranya.
Maka kegiatan saling merangsngpun terlaksana, penisku di keluarkanya dari dalam celana pendeku, bahkan dengan cekatan Vina telah melepas celanaku. Kini dia mengoral penisku dengan lahap.
Aku tak tinggal diam, aku tarik daser vina ke atas sampai terlepas, ku copot kaitan BH vina, dan juga aku tanggalkan celana dalamnya. Kini hanya aku yang masih mengunakan kaos, itupun tak bertahan lama di copotnya oleh Vina sampai ahirnya kami berda benar-benar telanjang bulatt. Aku rebahkan tubuh vina, ku hisap payudaranya yang kiri dan kuremas yang kanan, begitu terus bergantian.
lalu kulihat vina telah horni berat, ahirnya dia naik diatas tubuhku dan penisku langsung di masukinya ke lubang vaginanya, blessss dan ceplak ceplok…. suara kemaluan kami yang saling bertemu.
Vagina Vina sudah cukup longgar namun masih cukup kencang cengkramanya.
Pantatnya meliuk memutar, membuat penisku seakan mau patah… sampai pada ahirnya Vina mengejang dan menjerit.. “Ah……. Ari….ssssss……” lalu dia lunlai diatas tubuhku sambil tetap cpenisku masih dalam vaginanya.
Tak berselang lama, Vina mulai menggerakan lagi naik turun, sangat cepat sekali Vina terangsang… hanya dalam beberapa puluh kali goyangan dia mulai mencengkeram dadaku lalu bibirnya menggigit leherku dan dia kembali terpekik orgasme yang kedua kalinya.
“Ris ayo dikeluarin” pinta Vina…
“Aku mau dikeluarin tapi dilobang Vina yang masih virgin” jawabku
“Virgin gemana, aku kan sudah punya anak”…
aku pegang lobang dubur Vina,sampil ku tunjuk.
“Vina tersenyum, ambil aja kalau kamu mau.” Jawab vina.
maka segera Ku coba masukan penisku pelan-pelan ke lobang dubur Vina, awalnya cukup susah.. penisku yang sudah sangat keraspun beberapa kali bengkok karena belum berhasil masuk ke lobang anal Vina yang belum pernah di jamah sama sekali.
Sampai beberapa saat atas bantuan Vina juga kepala penisku masuk di dubur vina yang sempit dan mencengkeram itu…
Rasa nikmat bercampur perih dalam penisku…
Ku coba memasukan lebih dalam, semakin dalam semakin nikmat. Akhirnya penisku amblas dalam lobang anal Vina.
Kulihat vina merem melek, menahan nikmat dan geli, sampai ahirnya vina memutar pantatnya membuat penisku terjepit dan ah…. pertahananku jebol… seluruh spermaku kusemprotkan di lobang anal vina.
ahirnya kami tumbang dan tertidur dalam keadaan berpelukan…