Aku di PerkosaKeponakanku
Cerita Pemerkosaan Berikut ini akan
mengisahkan cerita panas untuk 17
Tahun keatas yang berjudul Aku di Perkosa
Keponakan-ku . Silahkan simak cerita
porno dibawah.
Namaku Ida. Usiaku di tahun 2009 ini adalah
36 tahun. Walaupun aku bukan termasuk cewek
yang cantik, teman-temanku sering mengatakan
kalau aku ini termasuk cewek yang menarik.
Rambutku lurus berwarna hitam dengan
panjang mencapai punggungku. Tubuhku yang
sedikit berisi menyebabkan payudaraku
menyesuaikan diri sehingga aku mengenakan
bra nomor 36B untuk membungkus kedua
payudaraku itu. Vaginaku dihiasi oleh bulu-
bulu yang indah walaupun jumlahnya tidak
terlalu banyak. Aku tinggal sendirian di
rumahku yang terletak di kota S Jawatimur ini
karena sampai saat ini aku masih belum
menikah. Walaupun demikian, kehidupan seks
yang aku jalani sangat indah karena aku
selalu mendapatkan cara untuk memuaskan
hasratku.
Pada suatu hari Minggu siang minggu ke tiga
bulan September 2008, aku di telepon oleh
keponakanku yang bernama Alex saat aku
sedang membaca email yang masuk di
[email protected] milikku.. Usianya 18
tahun dan berwajah lumayan tampan.
“Halo, tante Ida .. ?”, katanya dari seberang
telepon.
“Iya, siapa ini .. ?, tanyaku.
“Alex, tante ..”
“Oh.. kenapa, Lex ?”
“Tante, kalau boleh Alex mau minta bantuan
tante.”
“Bantuan apa ?”
“Boleh tidak kalau tante jadi model untuk Alex
foto ?”
“Buat apa kamu foto-foto tante ?”
“Cuma iseng aja kok ..”
Aku mengerti dengan keinginannya ini. Alex
sedang menekuni hobi fotografi sehingga tentu
saja dia mencari-cari apa saja yang bisa di
foto olehnya.
“Boleh saja..”, kataku.
“Terima kasih tante. Saya akan datang
sebentar lagi. Kira-kira 10 menit lagi sampai.
Kita foto-foto di rumah tante saja.”
“Oke, kalau gitu. Tante tunggu, ya …”
Aku menutup telepon itu dan segera menuju ke
kamar tidurku untuk mengambil pakaian agar
aku dapat menutupi tubuhku yang saat ini
hanya sedang memakai celana dalam berwarna
putih saja. Jika aku sendirian di rumah, aku
memang biasanya selalu dalam keadaan
setengah telanjang atau telanjang bulat. Bila
ada yang hendak datang, baru aku mencari
pakaian untuk menutupi tubuhku itu.
Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak aku
berumur 27 tahun yaitu sejak aku tinggal
sendirian di rumah itu. Di dalam kamar
tidurku, aku tidak langsung menuju lemari
pakaian. Aku memutuskan untuk membubuhkan
sedikit make up ke wajahku sebab Alex akan
memakaiku sebagai model untuk fotonya dan
aku ingin tampil sedikit menarik di depan
kameranya. Setelah selesai memakai make up,
dari dalam lemari pakaian aku mengambil
sebuah rok terusan tanpa lengan berwarna
putih dengan strip biru yang panjangnya
sedikit di atas lututku. Tanpa memakai bra
lagi, aku segera memakai rok itu dan
merapikannya sebelum akhirnya aku
mengikatkan ikat pinggang putih yang menjadi
bagian dari rok itu.
Baru saja saat aku selesai mengenakan
pakaianku, aku mendengar bel pintu berbunyi.
Dengan melangkah sedikit cepat, aku keluar
dari kamar tidurku dan segera menuju pintu
depan untuk membuka pintu. Rupanya Alex
sudah tiba di rumahku.
“Halo tante.. Tante kelihatan cantik“, katanya
sambil tersenyum.
“Tentu saja. Kan mau jadi model.. ayo, masuk..
”, kataku sambil tersenyum pula.
Alex segera melangkah masuk ke rumahku. Aku
segera menutup pintu depan dan kemudian
mengajaknya ke ruang tengah. Sesampainya
kami di ruang itu, Alex berkata,
“Kita bisa mulai tante ?”
“Oh, bisa saja .. kamu mau di mana ?”,
tanyaku.
“Bagaimana kalau di teman belakang rumah
tante ?”
“Ok..”
Kami kemudian menuju ke taman belakang
rumahku. Taman belakang rumahku termasuk
cukup luas dan memiliki tatanan yang cukup
bagus serta dikelilingi oleh pagar tembok yang
cukup tinggi sehingga tidak ada orang yang
bisa melihat ke dalam tamanku ini.
Sesampainya kami di taman ini, Alex mulai
mengeluarkan kamera digitalnya dan memulai
kegiatannya. Alex bertindak sebagai fotografer
sekaligus pengarah gaya. Setelah beberapa
lama, akhirnya kami hampir selesai.
“Tante, ini foto yang terakhir. Aku minta tante
berdiri membelakangiku. Saat aku memberikan
aba-aba, tolong tante berputar menghadapku.
Tolong jangan berputar terlalu cepat. Biasa
saja.. “, katanya.
Aku melakukan apa yang seperti dia katakan
dan dia menjepretku. Akhirnya kegiatan kami
sudah selesai dan kami tinggal melihat
hasilnya. Alex segera memindahkan foto-foto
tersebut dari memory card ke dalam laptop yang
dibawanya. Setelah selesai, aku dan Alex
bersama-sama memeriksa hasil fotonya. Foto
yang terakhir membuatku agak terkejut, sebab
di dalam foto itu terlihat bahwa ternyata saat
aku berputar, rokku tersibak dan celana
dalamku yang berwarna putih terlihat dengan
jelas. Selain itu, tanpa aku sadari ternyata
bagian dada dari bajuku menjadi longgar
karena beberapa kali bergaya sehingga sebagian
payudaraku terlihat tidak tertutup, bahkan
puting payudaraku telihat samar-samar dari
baliknya. Saat aku melihat keponakanku,
wajahnya terlihat datar saja. Rupanya dia
sudah tahu kalau hasilnya bakal begini.
“Foto ini paling bagus”, katanya.
“Tapi celana dalam tante kelihatan ..”, kataku.
“Justru di sini bagusnya. Tante kelihatan seksi
sekali..”
Aku tersenyum saja. Walaupun sedikit merasa
malu, aku menyukai fotoku yang terakhir itu
juga.
“Lex, tante minta copy dari file gambar yang
terakhir ini..”, kataku
“Oke..”, katanya.
Setelah kegiatan kami berakhir, Alex tidak
langsung pulang. Kami kembali ke ruang tengah
dan duduk di sofa untuk berbincang-bincang.
Selama berbincang-bincang, Alex terus menatap
bagian dadaku yang sejak tadi menampakan
sebagian payudaraku seperti di dalam foto
karena aku lupa untuk membetulkannya. Saat
aku menyadari hal itu, aku tidak berusaha
untuk menutupinya. Ada perasaan senang yang
menjalari tubuhku. Setelah beberapa lama,
akhirnya aku berkata,
“Lex, kenapa melihat dada tante terus ?”
Alex sedikit terkejut. Dia menoleh ke tempat lain
sambil menjawab,
“Ngak ada apa-apa, kok tante..”
Aku tersenyum melihat tingkahnya. Aku sangat
suka kalau dia melihatku seperti itu.
“Lex, kalau kamu suka, kamu boleh melihatnya
lagi kok”, kataku.
Tanpa menunggu tanggapan dari Alex, aku
melebarkan bagian dada bajuku sehingga kali
ini kedua payudaraku dapat terlihat dengan
jelas. Alex yang mendapat pemandangan seperti
itu segera saja melotot dan melahap kedua
payudaraku dengan pandangan yang penuh
minat. Aku yang melihatnya seperti itu
tersenyum dan membiarkan Alex untuk
menjelajahi dadaku dengan pandangannya.
Akhirnya Alex menjadi tidak tahan. Dia
bertanya kepadaku,
“Tante, bolehkah Alex memegangnya ?”
Aku mengangguk sambil tersenyum.Tanpa
membuang waktu lagi, Alex segera menggapai
kedua payudaraku dengan tangannya dan
mulai meremas-remas serta mempermainkan
putingnya. Kontan saja aku menjadi
terangsang. Kubaringkan tubuhku ke atas sofa
dan kupejamkan mataku untuk menikmati
sensasinya. Setelah agak lama, tanpa permisi
lagi Alex mulai menciumi dan menjilati kedua
payudaraku.
Aku terus saja memejamkan mata dan
menikmati setiap rangsangan di payudaraku.
Tubuhku ikut memberikan reaksi terhadap
rangsangan itu. Aku merasakan cairan
kewanitaanku mulai mengalir dan membasahi
vaginaku. Setelah beberapa lama, tanganku
mulai membuka pakaian Alex. Sambil terus
menciumi dan menjilati kedua payudaraku, Alex
membantuku membuka bajunya sehingga dalam
sekejab Alex berada dalam keadaan telanjang
bulat. Penisnya terlihat berdiri tegak karena
sudah pasti dia juga dalam keadaan
terangsang. Untuk sementara, dia melampiaskan
nafsunya kepada kedua payudaraku. Aku tidak
mau ketinggalan. Kujulurkan tanganku untuk
menggapai penisnya. Setelah penisnya berada di
dalam genggamanku, aku mulai memainkan
penisnya pula.
Setelah beberapa saat lamanya, Alex
melepaskan bibirnya dari payudaraku dan
berkata,
“Tante, kalau boleh aku juga ingin melihat
memek tante”
Mendengar permintaannya ini aku segera
berdiri dan mengangkat rokku dengan tanganku
sehingga sekali lagi aku memamerkan celana
dalam putihku kepadanya.
“Kamu buka sendiri celana dalam tante”,
kataku.
Alex segera berjongkok di depanku dan dengan
tangan yang agak gemetar meraih celana
dalamku. Dengan perlahan-lahan namun pasti,
celana dalamku melorot turun dan sedikit demi
sedikit memperlihatkan rambut vaginaku sampai
akhirnya keseluruhan vaginaku tidak lagi
ditutupi oleh celana dalam putihku. Vaginaku
terlihat sedikit basah oleh karena cairan
kewanitaaanku. Alex membiarkan celana dalam
putihku tersangkut di bagian lututku dan mulai
meraba vaginaku.
“Tante, ini indah sekali”, katanya sambil
membelai rambut vaginaku dengan lembut.
Aku diam saja dan kembali merasakan
rangsangan yang kali ini berpindah dari
payudara ke vaginaku. Dengan jarinya, Alex
menyodok-nyodok liang vaginaku sehingga
jarinya dibasahi oleh cairan kewanitaanku.
Setelah Alex menjilati jari-jarinya itu sampai
semua cairan kewanitaanku yang menempel di
jarinya habis, dia kembali menyodok-nyodokan
jarinya di liang vaginaku lagi. Dia melakukan
hal itu berkali-kali . Kelihatannya dia sangat
menikmati cairan kewanitaanku. Sambil
menusuk-nusuk liang vaginaku, jari-jarinya
yang lain memainkan klitorisku. Rangsangan
yang aku rasakan menjadi semakin hebat. Di
saat aku merasakan tubuhku menjadi semakin
lemas, aku segera membaringkan diriku di atas
sofa karena rangsangan menjadi semakin kuat.
Tak henti-hentinya mulutku mendesah-desah
karena merasa nikmat. Setelah puas meraba
vaginaku, Alex mulai menciumi dan menjilati
vaginaku. Kali ini rangsangan terasa semakin
dashyat. Aku tidak bisa berbuat apa-apa
kecuali mendesah dan meremas-remas kedua
payudaraku sendiri sementara Alex terus saja
menciumi dan menjilati vaginaku.
Cerita Dewasa | Cerita Panas | Cerita 17
Tahun
Aku yang sudah dalam keadaan sangat
terangsang akhirnya mulai tidak tahan.
“Lex, buka pakaian tante sampai tante
telanjang bulat ..”, kataku sambil mendesah-
desah.
Alex tidak menjawab, tetapi tangannya mulai
membuka ikat pinggang rokku dan tidak lama
kemudian aku sudah berada dalam keadaan
telanjang. Tidak lupa Alex meloloskan celana
dalam putihku yang dari tadi tergantung di
kedua lututku sehingga tidak ada selembar
benangpun yang tersisa di tubuhku. Alex
terdiam sejenak dan memandangi tubuhku yang
dalam keadaan polos tanpa pakaian.
“Tante cantik sekali. Tubuh tante bagus dan
sexy”, katanya.
Aku tersenyum dan berkata,
“Kalau kamu suka, kamu boleh menyetubuhi
tante. Tante mau berhubungan intim dengan
kamu, kok..”
Dengan tersenyum, Alex kemudian membuka
kedua kakiku dan memposisikan penisnya di
depan vaginaku. Dengan satu hentakan lembut,
seluruh penisnya terbenam ke dalam vaginaku
yang diikuti oleh teriakan tertahanku karena
merasakan kenikmatan. Setelah itu, Alex mulai
menggerakkan pinggulnya maju mundur
sehingga penisnya menyodok-nyodok di dalam
lubang vaginaku. Cairan kewanitaanku turut
memberikan andil dalam membantu penis Alex
agar meluncur maju mundur dengan mudah
dalam liang vaginaku ini. Kami berdua
mendesah-desah karena nikmat. Dalam posisi
ini, aku mengalami orgasme berkali-kali sambil
diiringi erangan-erangan dari bibirku.
Setelah beberapa saat, Alex menarik penisnya
dan memberikan isyarat agar aku menungging.
Aku menurut saja. Kuputar badanku dan
kutunggingkan pantatku di depannya. Sedetik
kemudian, aku merasakan penisnya masuk
kembali ke dalam liang vaginaku dan mulai
menyodok-nyodok lagi. Rupanya Alex melakukan
doggy style kali ini. Sekali lagi aku terjebak
dalam dashyatnya kenikmatan berhubungan
intim. Beberapa kali aku merasakan orgasme
yang luar biasa sebelum akhirnya aku
mendengar erangan kenikmatan dari bibir Alex
yang disertai dengan semburan spermanya di
dalam rahimku yang menandakan bahwa
akhirnya Alex telah mencapai kenikmatan
puncak pula. Sperma Alex terasa hangat di
dalam rahimku. Setelah menyemburkan
spermanya, Alex mencabut penisnya. Aku merasa
bahwa ada sedikit sperma yang meleleh keluar
dari liang vaginaku dan membasahi vaginaku
bagian luar saat penisnya tercabut. Segera saja
aku menjulurkan jari-jariku ke vaginaku dan
mengambil lelehan sperma yang mengalir turun.
Setelah jari-jariku berlumuran sperma Alex,
aku membersihkan jari-jariku dengan menjilat-
jilat sperma yang melekatinya. Rasa sperma
yang khas selalu membuat aku senang. Setelah
itu, Aku membalikkan badanku yang dalam
keadaan telanjang menghadapnya terlentang.
Sisa sperma Alex yang sudah tinggal sedikit
masih terlihat menempel di vaginaku bagian
luar. Alex kemudian merebahkan dirinya di atas
badanku dan memelukku. Aku segera membalas
pelukannya. Sambil berpelukan dalam keadaan
telajang bulat, kami saling berciuman bibir
dengan mesra untuk beberapa saat lamanya.
Perasaan yang nikmat masih tersisa di antara
kami.
Akhirnya setelah beberapa saat, kami
memperoleh kekuatan kami kembali. Kami segera
bangkit dari pembaringan dan mulai memunguti
pakaian kami yang tercecer di mana-mana. Aku
segera mengenakan kembali celana dalam putih
dan rokku. Setelah selesai berpakaian, kami
kembali duduk di sofa dan berbincang.
“Tante, tadi enak sekali. Tante memang
nikmat”, katanya.
Aku tersenyum saja dan lalu berkata,
“Kamu juga hebat. Kamu belajar dari mana ?
Usiamu kan baru 18 tahun, tapi kok kayaknya
kamu sudah sering melakukan hubungan seks ?”
“Ah, tante. Alex ini sudah sering melakukannya
sama mama di rumah..”
Aku sangat terkejut mendengarnya. Rupanya
selain aku, kakakku juga melakukan incest
dengan anaknya sendiri. Tapi hal ini membuat
aku sedikit lega sebab setidaknya kakakku tidak
akan mempermasalahkan hubungan seksku
dengan anaknya bila dia sendiri juga
melakukannya.
“Terus, mana yang lebih enak ? Mamamu atau
tante ini ?”
Alex tersenyum sambil berkata,
“Kalian berdua sama-sama enak, kok.. tapi
kalau disuruh memilih, Alex masih lebih suka
melakukannya dengan tante soalnya tante lebih
cantik dari mama, sih..”
“Apa kamu sering melakukan dengan
mamamu ?” Cerita Dewasa | Cerita Panas |
Cerita 17 Tahun
“Kalau papa ngak ada di rumah aja”
Aku diam saja kali ini. Beberapa saat kemudian
Alex berkata,
“Tante, Alex mau pamit.”
“Sudah mau pulang ?”
“Iya, tante.”
“Ya, sudah kalau gitu. Hati-hati di jalan, ya..”
“Ok.. Oh ya, lain kali Alex masih boleh memotret
tante ?”
Aku mengangguk sambil tersenyum.
“Tentu saja, kalau mau pose yang agak nakal
tante bersedia kok”, kataku.
“Bayarannya pakai ‘itu’ ya ..”
Kali ini aku tertawa.
“Apa saja, deh..”
Alex melangkah pergi sambil melambaikan
tangannya. Aku membalas lambaiannya dan
memandang dia mengendarai mobilnya sampai
menghilang dari pandanganku sebelum akhirnya
aku menutup pintu rumahku dan menguncinya.
Hari ini merupakan hari yang sungguh
menggembirakan bagiku karena aku memperoleh
satu cara lagi untuk memuaskan hasratku