CERITA SEX DEWASA OLIF GADIS BERJILBAB ORGASME SAMPE MUNCRAT

Tinggal dikota kecil, jauh dari keluarga dan sahabat membuatku merasa sangat kesepian terutama saat ahir pekan tiba.

Kerap kali ahir pekan ini aku habiskan untuk mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di kota yang eksotis ini, ya kota J merupakan kota tua yang masih bernuansa tradisional walaupun modernisasi mulai menggerogoti di beberapa titik kota.

Dua bulan aku di pindah tugaskan oleh kantor pusat di Tanggerang, untuk memantau perkembangan kantor cabang yang baru di bangun 2 bulan lalu ini.

Namaku Aris, 27 tahun. Pria lajang dengan tampang biasa saja, tinggi normal, badan proporsional. Untuk beberapa cewek yang dekat denganku bila kutanya keadaanku buat mereka tak ada masalah. Cukup tidak terlalu berlebihan dan juga tidak memalukan. Hehehe
Biasanya sabtu sore begini aku habiskan waktuku di tempat pijat atau salon, baik itu pijat refleksi yang benar-benar hanya melayani pijat saja, atau tempat pijat plus. Plus apa saja asal kita siap membayarnya.

Namun biarpun aku suka berkunjung ketempat begituan, sampai saat ini keperjakaanku (dalam arti hubungan sex langsung) masih terjaga. Sejauh ini para wanita yang menyentuhku hanya sebatas handjob atau aku mengeluarkan di payudara mereka. Blowjob saja aku sangat menghindari.. walau terkadang tanpa sadar mereka sempat menjilat atau beberapa kali telah berhasil memasukan kepala penisku ke mulut mereka. Namun saat itu aku segera meminta mereka menghentikanya.

Selain karena takut penyakit, aku merasa bahwa aku harus menjaga kesucianku untuk istriku nanti, walau tak murni asal masih tetap bersih tidak kotor apalagi penyakitan.

Aku tak sudi keperjakaanku di renggut oleh lobang vagia yang tak tau sudah berapa puluh penis yang mengobok-oboknya. Maka biasanya untuk keisenganku aku hanya memainkan jariku di vagina mereka sampai mereka puas. Dan kemudian aku menyeburkan spermaku di payudara mereka tanpa memasukan penisku ke lobang kotor itu.
Namun sore ini aku tak begitu berselera dengan kebiasaanku itu, aku merasa bahwa pelampiasan hasratku hanya sebatas profesionalisme mereka. Walau mereka terkadang melayaniku penuh dengan kasih sayang namun itu mungkin mereka berikan kepada siapa saja yang sanggup membayar mereka.
Aku memutar mobilku ke parkiran resto cepat saji yang has menyediakan Pizza, namun karena parkiran penuh aku diarahkan untuk parkir di lahan parkir resto yang ada di sebelahnya yang kebetulan kosong.

Awalnya maksud hati igin ke resto pizza namun karena parkir di resto lain maka ada rasa ga enak kalau hanya numpang parkir saja, maka biarlah aku memutuskan untuk sekedar minum atau makan ringan di resto yang memang menyediakan masakan khas Jakarta.
Saat aku masuk masih sepi, tapi tak selang lama aku minum kopi datang puluhan motor yang sepertinya rombongan mahasiswa mau mengadakan acara makan-makan.

Hampir semua kursi terisi, hanya sisa satu kursi yang ada di depan mejaku. Entah memang takdir atau
kebetulan ada seorang mahasiswi berjilbab yang memang sedari tadi masuk telah mencuri perhatianku tidak mendapatkan tempat duduk.aku sebenarnya sedikit berharap dia mau duduk bersamaku namun aku merasa canggung menawarkanya tempat duduk. Maka aku menawarkan kursiku untuk di bawanya saja ke meja rombongan mereka. Bahkan kursipun aku antar kesana.

Namun karena meja terlalu sempit dan satu meja maksimal hanya untuk dua orang maka makanan tidak muat untuk bertiga maka cewek tadi minta izin untuk duduk semeja denganku.

“Bang, maaf apa ga ada yang nempatin?” tanya cewek itu segen
“Ngga, ga papa kalau ada ga mungkin kan kursinya aku tawarin tadi” jawabku

Ahirnya walau dengan canggung dan terpaksa cewek itu makan di depanku, agar tak malu maka aku pura2 sibuk dengan HP ku. Aku sengaja tak banyak tanya supaya dia merasa nyaman.. walau aku sebenernya sering curi2 pandang walau sekedar melirik.
Setelah selesai makan, aku yang sedari tadi memang memesan es cream diantantar oleh pelayan, tapi sebenarnya aku awalnya hanya memesan satu namun lagi2 kebetulan pelayan itu mengantarkan 2 porsi es cram.
“pesan 2 porsi kan pak?” kata pelayan itu..
“sebenernya 1 tapi sudah lah pas buat mba ini sekalian “ kataku.
Cewek dideanku pura2 menolak tapi aku meyakinkanya, kataku kasian sudah di buat.
Entah terpaksa atau senang, ahirnya dia mau menyantapnya… bahkan ahirnya kami jadi mencair dan tak canggung lagi.

Dari obrolan kami, ahirnya dia memberitahu namanya olif, mahasiswi semester 5 di sebuah perguruan tinggi negeri di kota J.
kami ngobrol cukup panjang lebar, namun aku tak berani menanyakan kontak apapun darinya. Aku berfikir nanti ku cari di sosmednya pasti ketemu.

Setelah acara kawan-kawanya selesai dia pun pamit, untuk kembali ke kost. Karena dia datang membonceng kawanya maka diapun mencarikawan yang di boncengnya tadi.

Lagi-lagi semua serba kebetulan. Setelah aku selesai membayar, walau ada rasa sedikit kecewa karena perkenalanku hanya sebatas obrolan saja, walau dia terlihat respek namun sepertinya dia sangat menjaga wibawa dan keanggunanya.

Aku menyangka mereka sudah pergi semua sampai aku ke tempat parkir, ternyata masih ada dua motor yang masih ada di samping motorku. Dan ternyata olif pun masih ada disitu.

Karena kebetulan bersampingan dengan mobilku aku mencoba untuk bertanya tanpa ada gelagat mendekati oif, “kenapa ???” kataku kepada mereka secara umum.

Kawanya yang juga sama2 berjilbab besar ada yang menjawab. “Anu bang.. kempet. Kayaknya banya bocor”
setelah beberapa saat, ahirnya diputuskan motor itu tak bisa untuk berboncengan.
Maka, untuk menjaga wibawanya aku menawarkan untuk mengantar olif dengan kawan satunya yang juga membonceng motor yang tidak kempet. Namun karena beda arah dia menolak. Awalnya aku agak takut olip menolak namun sepertinya dia mulai agak percaya terhadapku hingga ahirnya dia mau menumpang di mobilku.

Aku sengaja membuka lebar kaca2 yang ada di mobilku saat mengantar olif. Sambil jalan kami ngobrol ngalor ngidul lagi melanjutkan obrolan tadi yang terpotong. Saat sudah hampir masuk ke gerbang perumahan tempat olif ngekost, hp olif berdering dan mengabarkan bahwa kawanya yang tadi bonceng berdua mengalami kecelakaan. Maka tanpa diminta aku langsung putar mobil dan minta alamat tempat mereka kecelakaan.

Sampai ditempat kejadian, ternyata orang2 di sekitar mengatakan mereka sudah dibawa ke Rumah Sakit dan motor sudah diamankan di kantor polisi.

Maka akupun bertanya pada olif, gemana apa mau langsung ke rumahsakit atau mau langsung pulang ke kost. Olif minta diantar langsung ke rumahsakit.

Sesampainya di rumahsakit olif langsung berlari ke UGD aku hanya memantaunya dari jauh siap siaga siapa tahu dia butuh bantuan. Aku sedikit berfikir… ada apa denganku. Kenapa aku repot amat mengantarkan olif yang baru aja aku kenal. Ah tapi tak apa… toh malem mingguku jadi seru.. dan yang terpenting aku jadi mendapat kawan-kawan baru dan pasti perbuatanku ini akan membuka akses untuk mengenal mereka.

Cukup lama Olif di UGD sampai beberapa kawannya datang dan ahirnya kawanya yang kecelakaan tadi di bawa ke ruang opname. Ahirnya olif keluar menemuku…

“ bang makasih ya udah nunggu… maaf ngerepotin”
“ ah ga apa lif, semua kan memang sudah seharusnya saling membantu, gemana keadaanya?”
Setelah olif bercerita keadaan kawanya yang lukanya cukup serius, bahkan yang membonceng mengalami patah tangan, maka aku kembali bertanya “ gemana olif mau pulang apa nunggu di sini ?” olifpun mengatakan kalau dia mau nunggu kawanya sampai keluarganya datang.

Maka aku antar olif ke ruang opname, olif masuk ke ruangan sedang aku nunggu di luar…
aku sempat tertidur, saat ada tangan halus menyentuh pipiku… “bang…”
Aku terbangun dan kulihat olif dan ada beberapa orang di belakangnya ..
“ gemana?” tanyaku…
“ini orang tuanya saskia sudah datang” jawab olif
maka setelah berpamitan dengan orang tua Saskia yang berulang kali berterimakasih maka aku langsung mengikuti olif yang berjalan ke arah parkiran.

Sesampainya di parkiran, langsungsaja aku tancap gas mengantar olif ke kost, olif beberapa kali
menguap dan terlehat sangat lelah.

Sesampainya di kost, olif langsung menyalamiku bahkan mencium tanganku dengan pipinya.. tak tau apa sengaja apa tidak sadar karena terlalu lelah… dia berterimakasih dan bilang sampai jumpa. Sempat terfikir untuk minta nomor hapenya, namun ada rasa segan. Sampai aku berfikir yang penting sudah tau kostnya inih…

Baru saja aku menstater mobilku, olif tiba2 nongol dari gerbang…
aku kembali keluar menanyakan “ada apa lif”
“ kunci kamarku dibawa kawan sekamarnya yang berangkat stadytour jam 3 pagi tadi ke Jogja”
“waduh… emang kamu ga pegang kunci cadangan” tanyaku…
“smalam tertinggal di dalam… saat berangkat ke resto”

Lama kami saling terdiam, kulihat jam tangan sudah menunjukan jam 4 pagi.. aku ga enak dengan tetangga kalau harus menemani olif disitu.

Ahirnya aku tawarkan ke olif, : “maaf lif… kalau kamu ga keberatan… kamu istirahat aja di kosku. Biar aku nanti istirahat di mobil, besok pagi aku antar lagi kamu kesini”. Kataku menawarkan

Tanpa menjaab, olif langsung naik ke mobil dan mencoba menelfon kawanya, walau belum mendapat jawaban aku langsung memutar mobilku menuju kosku. Sesampainya di kost.. aku langsung memberikan kunci pada olif. Karena kosku adalah perumahan dengan satu pintu, satu kamar dan satu ruang tamu serta dapur layaknya apartemen namun lebih mirip paviliun maka aku langsung memasukan mobilku di garasi, olif langsung masuk ke kosku.. aku sengaja tak mematikan mobilku karena aku berniat tidur di mobil saja sambil tetap menghidupkan AC mobil.

Tiba2 pintu mobil di ketuk, “Bang jangan bobok di mobil ah.. bahaya.. bobok di dalam saja. Aku percaya kok kalau abg orang baik”

Aku pun masuk, olif yang terlihat sudah sangat ngantuk langsung naik ke tempat tidur dan membatasi tempat tidur dengan bantal guling seolah membelah tempat tidurku yang lebar menjadi dua bagian.

Aku masih ragu, tapi olif meyakinkan dengan menatakan bantalku dan juga sambil menepuk2nya.

akupun tak peduli lagi, disamping ngantuk… badankupun terasa sangat lelah karena kena angin malam.
Aku langsung tidur disamping olif, aku sempat mendengar olif menguncipintu dan mengatur suhu AC sampai aku benar2 terlelap.

Saat terbangun, aku melihat jam sudah menunjukan jam 10 pagi. Aku keluar kamar melihat olif sedang memasak air panas untuk memnyeduh susu. Dan kulihat dia sudah menyiapkan sarapan bubur ayam yang mungkin dibelinya di depan kostku tadi.
Setelah sarapan, akupun mandi. Aku lihat olif telah berganti pakaian dengan menggunakan kaosku yang berlengan panjang, sedang rok dan jilbabnya masih menggunakan miliknya semalam.
Aku menawarkanya untuk membeli baju di mall belakang komplek perumahan tempatku kost, olif hanya bilang nanti saja.

Minggu itu aku habiskan menonton tv bersama olif, wanita anggun berjilbab lebar yang baru aku kenal tanpa sengaja semalam, tidur bersama walau sebentar dan benar2 tidur. Bahkan kami belum benar2 mengenalnya secara mendalam bahkan nomor hp pun kami belum berani memintanya. Tapi kami telah berdua selama semalaman dan sekarang kami di dalam satu rumah seperti sepasang suami istri.

Olif tiba2 bangun dari duduknya dan menarik tanganku untuk duduk bersamanya di sofa,
“bang… aku mau tanya, kenapa abang begitu percaya sama aku sampai abg berani mengajakku ke kost abg?”
“aku tak tau lif, sejak semalam.. semua terjadi begitu saja , hingga saat ini kita seolah di takdirkan untuk bersama2”
Lalu olif bercerita perihal dirinya yang sebenarnya sangat antipati terhadap laki2, bahkan sampai saat ini dia tak mau pacaran. Dia memilih berjilbab besar, dan tak mau pacaran sampai nanti ada yang menghitbah saat dia sudah siap.

Bapaknya seorang dokter spesialis di Jakarta, ibunya adalah seoarang pengusaha dan dsainer . dan dia adalah anak ke dua dari dua bersaudara, kakanya perempuan sudah berkeluarga dan seorang dokter umum.

Olif sendiri kuliah di fakultas kedokteran di kota ini, baru semester 5. Dia sebenarnya ada rumah di sebelah kampus dan juga mobil. Namun dia tak memberitahukanya pada kawan-kawanya. Karena dia ingin terlihat sederhana di mata kawan-kawanya sehingga dia berkawan dengan teman sekampus yang benar-benar tulus.

Aku bertanya kenapa dia tak pulang saja kerumahnya, dia bilang kuncinya ada di dalam lemari di dalam kamar kost yang terkunci itu.

Aku yakin kalau olif berkata jujur, karena dari sikap dan kepercayaan dirinya aku yakin olif adalah mahasiswi yang tak seperti kawan-kawanya.
Olif memintaku menceritakan keadaanku, walau dia telah tau tempat kosku dan beberapa hal. Tapi dia ingin tahu mengapa aku di sini dan lain-lain..

Seterlah aku bercerita apa adanya tentang keadaanku, olif sepertinya mempercayaiku dan dia bilang kalau dia sangat nyaman bersamaku. Aku tidak genit, tidak lebai dan dia merasa aku ada perhatian lebih terhadapnya tapi aku tidak memaksakanya.
Sampai ahirnya kami sepakat untuk menjalin sebuah hubungan. Hubungan yang tak tau apa, tapi intinya kita saling menyayangi dan memberi dukungan.

Waktu sudah menunjukan jam 3 sore, aku mengantar olif untuk belanja pakaian. Dia beli 5 pasang baju lengkap juga dengan pakaian dalam. Aku bermaksud membayarinya tapi dia mencegahnya. Dia ingin membuktikan kalau dia bukan cewek miskin yang memperalat cowok. Aku mengiyakan saja..
Setelah jalan-jalan dan makan, serta membeli beberapa kaset film, kami pun pulang ke kostku.
setelah mandi, olif berganti baju dengan rok lebar model payung, kaos panjang tipis yang berpadu dengan jilbab lebar yang terkesan santai. Sambil menonton filem olif menyandarkan kepalanya ke pundaku yang aku respun dengan me lingkarkan tanganku di pundaknya sambil membelai kepalanya dari luar jilbab.

Tak lama aku rasakan tangan olif telah melingkar di perutku, dan kepalanya bersandar di dadaku… aku bertanya padanya… apa dia menginginkan aku menunjukan rasa sayang dan bahagiaku, atau aku harus menghargai dan menjaganya. Dia bilang dia merasa bahagia denganku dan dia ingin menjadi dirinya sendiri karena dia sesungguhnya sudah lelah selama ini bersikap seperti itu karena dia belum menemukan pria yang membuatnya nyaman.

Tapi sekarang dia merasa menemukanku, jadi dia ingin menjadiwanita seutuhnya. Yang membutuhkan kasih sayang dari pria yang mmenyayanginya.

Aku tatap matanya, kulihat kesungguhan dan ketulusan dari matanya. Maka tanpa di komando aku kecup bibirnya, dia memejamkan matanya….

Wajahnya yang cantik terlihat semakin cantik berseri, aku mengecup keningnya, kelopak matanya, hidungnya dan bibirnya lagi
Kami berpagutan cukup lama sampai tak terasa lidah kami sudah saling melilit, nafsu kami tiba-tiba bergelora, ciuman sayang kini berubah bercampur nafsu birahi.
Aku mencoba membuka jilbab yang menutupi leher olif, mencium setiap jengkal lehernya dalam posisi duduk dan olif tidur di pangkuanku…

Olif sangat menikmati, tanganya meremas jariku, saat aku mencium lehernya dia menuntun telapak tanganku ke atas payudaranya yang masih tertutup baju dan BH.

lidahku terjulur kemulut olif, dan olif menghisapnya gemas… tanganku mulai ku susupkan ke dalam kaos olif dan mencoba masuk ke dalam BH olif, olif membiarkanya bahkan dia membantu melepas kaitan BH belakang hingga tanganku benar-benar leluasa meremas payudaranya.
Olif benar-benar hanyut, jilbabnya kini terlepas, rambutnya yang panjang lurus terburai ke lantai, dadanya menyembul, aku menconba mengangkat kaosnya sampai ke leher dan membuka BH nya, tersembulah payudara yang sangat indah, puting kecil diatas payudara yang keras dan lancip, membuat siapasaja akan bernafsu untuk segera melumatnya…. ah….. aku langsung mengecup, menjilat dan memilin payudara olif secara lembut tapi kuat.
Olif seperti cacing kepanasan, tak selang lama olif menarik kepalaku untuk terus melumat payudaranya dan tubuhnya mengejang…

Mungkin ini yang disebut orgasme payudara, dimana wanita bisa mengalami orgasme di vaginanya hanya dari rangsangan di payudaranya….

Olif mencengkeram kepalaku dengan kuat, setelah semua berahir, olif tetap memejamkan matanya sambil menutup mukanya dengan lengan.
“Ris, aku ngompol “ bisik olif di sela-sela nafasnya yang masih tersengal.
Saat kulihat ke arah selakanganya memang benar, rok olif basah kuyup. Aku mencoba memegang selakangan olif untuk memastikan. Olif menggelinjang kegelian dan segera berlari ke kamar mandi yang ada dalam kamarku.
Aku kembali fokus pada filem di TV, sekitar 30 menit olif tak kunjung keluar aku mencoba menengoknya ke kamar ternyata olif sedang tengkurap sambil tersedu seperti orang menangis.

Kuhampiri olif, aku mencoba membelai rambutnya yang ditutup jilbab namun tak rapi lagi, aku intip mukanya dari samping tapi dia malah memebenamkan matanya ke bantal.

“Sayang, kenapa menangis?, apa kamu menyesali semuanya… aku melakukanya tulus padamu. Aku hanya ingin membuatmu bahagia” rayuanku secara intens ku lancarkan padanya.
Setelah beberapa saat, sepertinya tangisnya mulai mereda, aku mencoba memeluknya walaupun dia masih tetap membenamkan matanya di bantal, kubelai rambutnya dan kukecup telinganya. Aku berbisik “aku sayang padamu cantiku”
Olif mengangkat mukanya, dan langsung menyambar bibirku… semua berubah 360 derajat, kami bergulat panas dan mesra sekali. Kami tak lagi merasa canggung, ciumanku mulai merambah ke leher olif, bahkan kini kaos olif telah sampai di leher, aku coba untuk melepas jilbab olif tanpa ada penolakan, dan berlanjut ke kaos olif. Kembali aku serang payudaranya yang memang benar-benar bagus lancip dan keras. Perutnya yang putih mulus seperti kulit paha membuatku semakin bernafsu menciuminya.
Olif kembali seperti cacing kepanasan, kemudian dia mencoba menahan kepalaku. Au mencoba menatap mukanya, lalu dia bilang “ ris aku takut ngompol lagi” aku lihat dia telah berganti rok panjang motif bunga, lalu aku bilang padanya “ aku buka saja ya sayang?” diluar dugaan dia ternyata mengangguk…
Tajusia-siakan kesempatan itu langsung aku buka seluruh apa yang menempel di pahanya, aku kembali melahap payudaranya, turun keperutnya, dan kali ini lidahkuku sapukan di pahanya. Olif menggelinjang kegelian namun saat dia mengangkat pantatnya itulah aku sengaja mengarahkan mulutku ke vaginanya hingga membuat olif kelojotan.

Ku jilat clitorisnya, olif makin membuka pahanya.. aku sapu seluruh belahan vaginanya dengan lidahku…
Luar biasa olif benar-benar lepas kendali, di pegangnya kepalaku, di jambaknya lembut rambutku dan di tekanya mukaku ke dalam selakanganya dan dia menjerit, “ ris aku….” belum sempat dia melanjutkan kata-katanya tubuhnya mengejang dan luar biasa… cairan kenikmatan bercampur air seninya muncrat ke mukaku… awalnya tersendat sampai ahirnya benar-benar mengucur deras seperti orang tak kuasa menahan kencing. Olif melenguh dan badanya melengkung lalu terhempas. Muka dan sprei kasurku basah oleh cairan yang muncrat dari vagina olif. Tapi anehnya aroma cairan yang mengucur tadi tak berbau pesing, maka aku kembali menjilat clitoris olif, tak sampai lima menit, olif kembali orgasme

 

dengan memuncratkan kembali cairan yang mirip air kencing , begitu berulang-ulang sampai hampir limakali dalam satu ronde.
Aku merasa kasihan pada olif, takut dia terkuras tenaganya. Aku sengaja mengambil handuk dan menyeka kemaluan dan vagina oliv yang memerah, dan aku menutup sprei yang basah menggunakan badcover yang kebetulan ada di sebelah olif hingga pantat dan kaki olif tidak berada di atas kain basah.

Aku kembali memakaikan rok olif tanpa celana dalam.
Aku kembali memeluk olif, dan membelai rambutnya. Ku tutupi dadanya denga kain lembut yang mirip jilbab panjang yang baru dia beli tadi siang hingga buah dadanya terlihat semakin menantang.

Aku sengaja tak melanjutkan permainan ini, karena tak mau olif nantinya akan menjauhiku. Maka aku tunjukan ketulusanku tanpa menuntut untuk di puaskan, biarlah dia saja yang puas saat ini, aku yakin pada saatnya nanti dia juga akan meminta untuk memuaskanku.